Rabu, 25 April 2012

"Hanya dengan MengingatNya, hati Menjadi tenang"


Dalam keterbatasan
Selalu ada ruang untuk menghela..
Dalam kekosongan
selalu ada bagian untuk terisi
Dalam kehambaran
Akan ada celah untuk mewarnai
Dalam kesendirian
selalu ada luang untuk berbagi

Dalam ketiadaanku
Selalu ada Allah di hati..
Dialah tempat kembali,
Dialah tempat berbagi..

Saat tak ada satupun yang peduli,
Saat tak ada lagi yang mengerti..
 Tapi Dia selalu ada Membersamai..

Kadang dalam hati bertanya
"Allah, kapankah rindu ini terisi?"
"Allah, kapankah ku bertemu  denganMU?"

Saat lelah dalam kefanaan,
tiada yang mampu mendefinisakan risau
Saat kalut, dalam kecamuk masalah
..."Hanya dengan Mengingat Allah hati menjadi tenang"
 

Senin, 23 April 2012

 Aminah Quthb menuliskan ungkapan sedih dan duka citanya lebih dari satu kumpulan syair yang sangat menyentuh jiwa, dibacakan setiap tahun saat memperingati kematian suaminya: ustadz Kamal as-Sananiri. Adapun kumpulan bait syair itu sebagai berikut:

Tak pernah lagi aku menanti kedatangannya saat petang menjelang
Tak pernah lagi aku berhias menanti ia kembali dengan limpahan harapan
Tak pernah lagi aku menanti kedatangan, pertemuan atau percakapan
Tak pernah lagi aku menanti derap kakimu yang datang setelah selesaikan tugasmu
Lalu aku nyalakan cahaya di tangga yang selalui rindu bahagia saat kau pijakkan kakimu
Aku tak lagi bergegas saat engkau tiba dengan senyum di bibir walau beratnya penderitaan
Dan rumahku dipenuhi cahaya ucapan selamat yang benderang dengan keanggunan
Dan jam dinding yang berdetak, bilakah senja kan tetap setia pada kita?
Dan kelopak mataku terpejam tenang, tiada  kecemasan pada berbagai cobaan
Tak ada lagi lantunan doamu mengetuk jiwaku kala subuh menjelang
Tak ada lagi lantunan adzan di alam bebas yang menyentuh telingaku
Lalu ku bertanya pada Yang Kuasa; tidakkah ada seorang pun yang mendengar seruan dariku?
Tidakkah engkau lihat kerinduan pada syurga atau cinta pada langit?
Tidakkah engkau lihat janji dari Allah? Telah tibakah saatnya bukti kesetiaan itu?
Lalu ku berjalan bagai sosok diamuk rindu karena cinta pada seruan?
Sudahkah engkau bertemu dengan kekasih tercinta di sana? Seperti apakah gerangan pertemuan itu?
Di sisi Allah di syurga Firdaus dalam limpahan karunia-Nya?
Sudahkah kalian berkumpul bersama dalan ketentraman dan perlindungan dari-Nya
Bila demikian, selamat datang kematian, selamat datang ceceran darah!
Niscaya aku kan bertemu kalian, janji setia nan tulus
Hari-hari yang kita lalui dengan derai air mata dan cobaan, kan diganjar Allah dengan syurga-Nya
Hidup dalam keabadian, tiada rasa takut pada perpisahan dan kefanaan

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/11/16703/dai-dan-mujahid-muhammad-kamal-as-sananiri-bagian-ke-2-selesai/#ixzz1smdwlOFH

Ini hasil dari tasqif sore tadi. Salah satu contoh wanita keren ini..
"Karena dibalik kesuksesan seorang pria, ada wanita hebat di sampingnya"
^_____^
Senyum 5 cm
Korban quisioner:
A: Maaf Pak, umur bapak berapa
Responden: 37 tahun
A: umur Istri pak?
Responden: 18 tahun, cak itu cak itu dasar be keliatan tuo, sebenarnyo masih mudi
A: yo lah pak percayo (dalam hati)
Umur anak Pak?
Responden: 10 tahun
A: oo.. #berpikirkeras. kayaknyo ada yg janggal ??

setelah jalan beberapa langkah, baru ngeh. masak iyo umur anak dan ibuny selisih segitu. jd ibuny umur 10 tahun sudah nikah?? #glekkk..
-_-

B: Maaf pak umurnya berapa
Responden: 20 tahun dek
B: wah tuaan saya setahun dong pak (dalam hati)
B: umur istri pak?
Responden: 25 tahun
B: oo.. umur anak pak?
Responden: 23 tahun
B: koq tuaan anak dari bapak ye?
Respnden: kan saya nikah sama janda dek
B: oo..iyo ye..
-_-

B: berceloteh dalam hati, tapi koq selisih anak sm ibunya cuma dua tahun ya?
#glekkk...

*Datayanganeh*

Kamis, 19 April 2012

Negri di Atas Air #EdisiLabirin2


Senin, 9 April 2012

Ada apa dengan huruf ”S” dan angka 9??
Aku suka, aku selalu suka huruf ”S” yang terukir indah dalam hidupku. Entah, apa misteri dibalik huruf ini. Yang jelas, aku selalu suka huruf ”S”... ;’)

Setelah tepat pukul 06.00 WIB semua sudah siap. Beres, aku akan segera pergi. Gumamku dalam hati. Lalu selang menit kemudian, kakak datang menjemput dengan mobil. Di dalam mobil sudah ada, teteh ipar, ibu mertua kk dan adik ipar ku. Aku duduk di jok mobil belakang dekat jendela. Kemudian setelah semua barang yang akan di bawa dimasukkan ke dalam mobil, mobil pun melaju, seiring dengan melajunya pikiran ku di gerbang menuju labirin ini. Mobil memutar arah ke arah pasar untuk menjemput teman yang akan pergi bersam-sam saya. Ya tempat penelitian kami sama, hanya sampel dan permasalahnnya berbeda. Setelah menjemput dia, mobilpun melaju lagi ke arah palembang. Ya perjalanan ku baru akan dimulai.
 ”aku hanya pergi tuk sementara, bukan tuk meninggalkanmu selamanya.. ku pasti kan kembali pada dirimu.. tapi..kau...jangan...”

Hari senin, sudah bisa ditebak bahwasanya kondisi jalanan palembang pasti akan macet dan sesak sekali apalagi pagi, dan tentunya hari kerja awal. Sekitar pukul 7.30 wib kami sudah berada diseputaran jalan palembang, akan tetapi belum di tempat yang akan dituju. Sebelum ke sana, disempatkan mampir dulu ke rumah sakit. Karena adik ipar ku dari kakak akan menjalankan operasi kecil. Setelah ke rumah sakit, mobil melaju lagi.. menuju tempat yang menjadi titik awal perjalanan yang menegangkan ini #eaaa.. :p
15 menit kemudian...

Sampailah di PTC, letak perusahaan itu soalnya tidak jauh dari salah satu mall terbesar di Palembang itu. Setelah sampai, mulailah mencari-cari teman ku yang sudah sampai duluan di sana. Iya, kami penelitian bertiga di tempat yang sama di Kecamatan Tulung selapan, untuk mendetilnya next seasion ya :p.
Setelah bertemu dengan teman ku itu, ternyata kepergian kami yang awalnya disepakati jam 08.00 ternyata jadi diundur menjadi jam 09.00 WIB. ya ya ya..angka 9 lagi, sesuatu sekali ;). Lalu aku, mama, dan teman-teman sepenelitian duduk diruang tunggu perusahaan, menunggu waktu pengunduran keberangkatan. Tak lama setelah duduk, bapak yang akan mengiring dan mengantar perjalanan kami datang. Bapak itu tiba-tiba saja langsuang bertanya ”siapa yang penelitian tentang sonor??” aku langsung mengacungkan tangan. Melihat ekspresi dari bapak itu, seolah-olah penelitian ku ini benar-benar butuh tenaga yang ekstra untuk menanyakan kepada responden (petani-red).  Ha iya, aku juga ngeh dan langsung nalar, penelitian ini memang sesuatu. Bagaimana tidak, soalnya penelitiannya tentang sesuatu yang sudah di larang sekarang oleh pemerintah. Tentu ketika aku bertanya perihal itu, mana ada yang mau mengaku telah melakukan hal yang dilarang itu. Gubrakk..dug..dug..dug.. coba sodara-sodara bayangkan, bagimana penelitian ini benar-benar membuat saya menggalau. Rasanya ada yang bergendang-gendang berisik dipikiran ini, untuk meninggalkan saja penelitian yang sesuatu’ sekali ini.. haa... segitunyakah? Tidak koq, tidak.. ”Aku Bisa!!” sergahku dalam hati yang mendalam sedalam-dalamnya.. ;’)

Awalnya perjalanan ini akan dimulai di BKB di tempuh dengan jalan air, tapi ternyata alur perjalanan. Perjalanan akan di tempuh lewat jalur darat terlebih dahulu, baru setelah itu akan ditempuh lewat jalan air. Tak sabar menanti [ukul 9.00 WIB.

Tiktoktiktok...


Selang menit kemudian...
Bapak dari perusahaan yang akan mengantarkan kami datang lagi, mengatakan untuk siap-siap berangkat. Sebelonnya ke ”belakang” dulu lah.. tas siap dimasukkan ke bagasi mobil. Wadoooh.. ternyata sumpek sekali melihat tas saya. Full >_<’..
Setelah selesai, saya berpamitan dengan mama dan kakak. Tanpa saya sadari, ternyata sudah dari WC tadi, mama saya tersayang menangis.. oh mama.. ku mohon jangan saat ini. Mama.. iya memang ibu yang sensitif dan lembut, bahkan sifat sensitifnya itu mengalir kuat dalam diriku ini. Tak sanggup bila harus jujur, berpisah dengan mama. Mama memang memanjakanku dan menyayangiku. Banget. Cuma satu hal yang terbayang, bagaimana ketika aku telah menikah nanti.. sayang mama so much.. :”)
Jadi benar-benar tak tega melihat mama menangis saat kepergianku.. aku akan pulang ma.. tenang.. ^^.


Bismillah, sudah di dalam mobil yang akan membawa kami ke tulung selapan. Perjalanan benar-benar baru dimulai. Menelusuri palembang, lalu melewati jakabaring. Lewat sini jadi keinget seagames kemarin. Bangunannya masih seperti kemarin, tapi tempat ini tidak serame ketika seagames kemaren tentunya. :D
Aku duduk tepat di sisi kiri mobil, dekat jendela, sehingga tak ada yang menghalangi pandanganku kecuali warna gelap kaca obil itu sendiri. Mobil terus melaju hingga sampai lah di rambutan. Daerah ini sering ku dengar, tapi aku tak pernah ke sini langsung. Semakin ke sana, semakin tempatnya sepi dan hanya terdiri dari pepohonan. Ada pepohonan karet yang memang sengaja ditanam yang merupakan kebun orang, tapi ada juga pepohonan yang memang tumbuh liar dengan sendirinya. Mobil makin melaju dengan kondisi jalan yang tak terlalu baik, semaki ke sana jalannya semakin memburuk. Ini ni contoh kerja pemerintah yang tak merata dalam perbaikan jalan. Wajar saja masyarakat kebanyakan memilih golput saat pemilu, karena mereka merasa juga memilih siappun. Toh tak akan merubah nasib mereka. Ok, akhirnya tibalah di jalan tanah merah yang agak lembek akibat sisa hujan semalam yang menggenang. Kanan kiri terdiri dari hutan yang bisa dibayangkan sangat jarang orang lewat di sana. Haa.. sungguh terlalu, kakak yang mengendarai mobil ini terus melaju dengan gaya mengemudinya yang membuat tubuh ini terguncang-guncang. Inget kakak. Seandainya kakak yang mengemudi, pasti tidak akan sekasar ini.. hah huuft.. satu hal yang tiba-tiba terlintas dalam pikiran ini. Bagaimana kalo mobil ini tiba-tiba macet, atau terpelosok, atau bannya pecah, atau habis bensin? Haa.. tidak tidak.. jangan sampai. Dengan kondisi di tengah hutan dan tanah merah yang becek itu. Gak kebayang kalo sampe hal itu terjadi. Jalan kaki aja dah ke tulung selapan.. #glekk.. >_<”/

3 jam kemudian...
Sampailah kami di kecamatan tulung selapan, tapi ini baru kecamatannya. Belum sampai ke tempat yang akan kami tuju. Di sini sudah termasuk maju dan ramai, persis seperti bayanganku. Kalo penelitiannya di sini saja, mugkin gak akan berasa penelitiannya, daerahnya mirip-mirip saja seperti layo :D. Setelah selesai makan siang dan shalat dzuhur, perjalanan kami lanjutkan. Perjalanan ini akan di tempuh lewat jalan air, lebih tapatnya menggunakan speedboat (bener dak tu tulisannyo :p). Melihat suasana di dermaga (bahaso kerennyo), saya sudah bisa menebak-nebak tempat yang akan kami tuju nanti seperti apa.. huuft haaa...menarik dan membuang nafas terdalam. Sebelum pergi bapak dari perusahaan mulai menakut-nakuti, kalo di daerah itu nanti seperti ini lah, seperti itulah.. huaaah.. biasa aja lah pak. Tau aja kalo muka-muka ini sudah memelas..>_<.

Naik speedboat, bremmm... kira2 seperti itulah bunyinya (versimakso). Perjalanan akan ditempuh lagi dalam waktu 3 jam. Ampun.. lama kalinya.. sudah ditafsir2, akan sempat untuk shalat ashar. Tapi ternyata, belum sampe setengah perjalanan.. Tiba-tiba speed yang kami naiki mati mesin. Allah.. ado-ado be ini.. -_-”

Tau nian ini speed kalo kami orang datangan, walaupun untuk naik speed sudah yang keduakalinya. Tapi sempat sesuatu juga saat mesin mati, karena speednya yang terbuka dan ukura kecil, kami juga tidak pakai savety :p. Kalo jatuh or tenggelam kan bisa berabe, secara dengan bangga aku katakan aku tidak bisa berenang, kalo nyelem sih bisa. Cuma gak timbul lagi.. >__<
Lama.. dan berulangkali si bapak sopir membenahi mesinnnya. Tak bisa-bisa,.. selang menit kemudian dia menelpon bapak lain untuk membantu membenahi speednya. Setelah bapaknya datang dan nimbrung, tetapsaja.. selang jam kemudia mesin tak jua benar. Dan berakhirlah kami dengan naik speed bapak kedua ini..

Perjalanan berlanjut, sambil melirik kanan kiri yang semuanya air dan ditumbuhi tanaman air seperti perumpung, pandan, nipah, nibung, dll (WOW, hebat.. aku hapal nama tanaman-tanaman itu.. gkgkgkkg). 


Aku cuma bisa mengikuti alir dan alur air serta speed ini, yang terpikir Cuma bagaimana orang-orang sini bisa hafal jalan-jalan di sini ya.. jalan air tepatnya, sedang tak ada ciri khusus yang bisa dijadikan pengingat disetiap jalan, Cuma tanaman. Salut salut.. ^_^
Selang jam..
Sampailah kami di desa Simpang Tiga Sakti, dan tara...

Beginilah kondisi desanya...



Lalau aku sebut ia..
Negri di atas air..
Sedikit berlebihan, mungkin.
Tapi begitulah kondisinya..

Dalam hati ku berucap,
Syukur padaMu Rabbi
Semoga nyaman berada di sini..

Rasanya tak pernah terbayangkan seluas ini Indonesia, seluas ini Sumatera Selatan, seluas ini bumiMu ya Rabb. Tak pernah terbayangkan ada kehidupan di temat ini. Tak pernah tergambarkan ada orang-orang yang hidupnya harus memilih tinggal disini untuk sebuah kehidupan.

Sesampai di sana, kami langsung istirahat untuk kemudian bersih-bersih. Lantas langsunglah kami menuju ke belakang, yang kami pikir tempat mandi. Tanpa berdosa, kami gunakan air yang ada di sana sodara-sodara. Itu merupakan air hujan yang semestinya dan sebenarnya digunakan untuk minum dan masak. Tapi apa yang kami lakukan.. kami memakainya untuk bersih2.. hahahha.. maap ya ibu yang baik, kami tidak tau :p. Dak tega buk, pake air kanal yang agak gelap itu.. -_-”

Hari pertama itu di malam harinya, ada pertemuan antara perusahaan dan masyarakat di sana. Si bapak dari perusahaan meminta kami yang jadi notulen, dan akulah yang terpilih.. ohya, salah satu teman ku ada yang tepar. Jadi tidak ikut dalam pertemuan ini.


Mengikuti... isi dari pembicaraan pertemuaan ini. Ada banyak ilmu yang memiliki daya tarik menarik dan tolak menolak dalam otak ini. Nalar anak pertanian saya jebol semua sampai ke akar-akarnya. Saya mengerti, saya memahami.. ingin cerita di sini, tapi takutnya ini rahasia dari perusahaan..hehe..
Yang jelas, dengan ikut pertemuan ini saya semakin mendalami bahwasanya hidup ini memang perjuangan, hidup ini dari dan untuk alam.. Hidup ini dari dan ke bumi..
hidup ini adalah bagian dari insting sebuah keinginan. Hidup ini Pertanian ;)
Gak ada pertanian, maka kau tak akan hidup :p. karena Pertanian itu mneghidupkan!!! Maka Berjayalah Pertanian...!!!
^__^

Aku tak ikut pertemuan itu sampai habis, karena tubuh ini butuh rehat untuk menjemput esok dengan semangat menggebu...,,
Berakhir dengan gelap dalam lelap..

Penelitian ku ini #sesuatu’ #EdisiLabirin2


Setelah melenyapkan segala gundah, dan mungkin juga aku cendrung menonjolkan egoku akhir-akhir ini. Akhirnya aku putuskan membiarkan semua itu dalam diam. Aku harus tetap pergi. Maaf-maaf saja jika ada yang terdzhalimi, sungguh aku tak bermaksud untuk itu. Namun rasanya diam adalah cara terbaik untuk kita berkomunikasi. Ia diam. Hanya itu pilihannya. Huuhhhaahhh.. sudah-sudah.. cukup cukup. Jangan bahas ini!!
Tapi semua nyantol di memori otak yang tak seberapa ini.. sungguh dahsyat mengganggunya.. -_-”


Minggu, 8 April 2012
Aku bersiap, bergegas menyusun semua perlengkapan yang harus ku bawa menuju #labirin ku. Sampe-sampe sesak sudah tas ini, haaahh.. sungguh terlalu. Emangnya mau berapa hari perginya neng? Gak tau.. jawab ku dalam hati. Galau sendiri jadinya. Bahkan tempat ku akan menginjakkan kakipun hanya ada dalam bias yang kias. Iya, aku bahkan tak pernah mampu menggambarkannya utuh dalam nyata. Sudah terlalu lama aku menanti detik-detik ini. Perjalanan hebat menuju #labirin ku. Perjalanan dari titik awal pencerahan penelitianku. Aku terdiam, lagi.
Setelah memasukkan semua yang harus ku bawa, rasa mantap itu terus menyerang. Mantap untuk.. aku pergi.. pergi sebentar saja. Agar kau tak lagi terabaikan. Agar kau tak lagi. aku merindumu.. hahh.

Semua beres. Setelah melengkapinya dengan ke sana ke mari mencari alamat palsu *lhooo??
Aku siap berangkat, menyambut esokku dengan berlapang hati akan apa yang aku hadapi. Tidurku lebih lelap dan lebih cepat malam ini. Karena aku harus bergegas. Besok jam 08.00 WIB sudah harus ada di perusahaan yang akan mengiring kami penelitian.
Oke okta, ayo singsingkan lengan bajumu. Siap?? Siap...!!!!

Rabu, 18 April 2012

Amanah...


“Amanah, apabila ku datangi. Aku jadi malu dengan keterangan ku sendiri”

Amanah, pasti setiap mendengar kata-kata ini ada  rasa berat yang ditumpukan pada pundak, ada rasa sesak yang menyerap oksigen disebagian atmosfer hidup, bahkan ada rasa teriris dan miris bila mengingatnya. Ini untuk saya pribadi.
Satu amanah rasanya cukuplah. Tapi nyatanya Allah memberikan yang baru lagi. Tangisan, cacian, ketidakpedulian, ketidakpercayaan bisa jadi beriringan dengan amanah yang menghinggapi diri. Bukankah memang setiap orang punya Amanah dari Allah, namun memang ada orang-orang yang mendapat amanah “lebih” dalam hidupnya.

Amanah bukan untuk menjadikan kita berbangga atau bahkan sombong, tetapi untuk menjadi bagian intropeksi kita terhadap diri sendiri. Kenapa? Karena bisa jadi, amanah adalah jalan atau cara yang dipilihkan Allah untuk kita agar menjadi hambaNya yang sada. “Anda tidak segitu hebatnya, dikasih amanah sekecil ini saja sudah keliyengan”.

Amanah, Seujung kukupun akan dipertanggungjawabkan
Bukanlah hal sepele bicara tentang amanah, sekecil apapun itu. Bahkan seujung kukupun amanah akan dimintai pertanggungjawabannya. Amanah bisa mengantarkan kita ke syurga tau bahkan ke neraka. Neraka, langsung kebayang apinya yang meletup-letup. Maka apapun amanah yang kita terima, jalankanlah dengan sebaik-baiknya dan semampu kita. Untuk selebihnya kita serahkan kepada Sang Pemberi Amanah.

Lantas bagiamana ketika kita diberikan amanah?

”Dalam hati yang terdalam, ingin aku menolaknya..”
Sering itu yang terjurus dalam pikiran kita ketika seseorang menawarkan amanah kepada kita. Ada pula sebagian orang yang legowo saja menerimanya.
Sebenarnya bagimana adab yang harus dilakukan ketika seseorang menawarkan amanah kepada kita??

#1- Kita pertimbangkan dulu apa amanah yang akan diberikan, apakah sesuai dengan kafa’af/kemampuan kita.
#2- Jika ketika merasa telah sanggup, maka kita buang jauh-jauh segala niat kecuali karena Allah Azza Wa Jallah. Terima Amanah itu dengan hanya karenaNya.
#3- Namun ketika kita merasa belum klik, atau merasa amanah yang akan diberikan itu terlalu berat atau tidak sesuai denaagn kafa’ah kita. Maka kita timbang-timbang dulu.
#4- Pikirkan Mudharat jika kita menerima atau menolaknya.
#5- Shalat Istikhrah biar lebih mantep.
#6- Jika sudah ada jawaban, kembalikan lagi segala urusan kepada Allah. Baik menerima ataupun menolak.
#7- Kita diperbolehkan menolak amanah, asal memang tidak ada yang akan terzdhalimi.
#8- Terima atupun tolak, jangan lupa bismillah.
(Versi saya, 2012).

Cinta Amanah atau Ambisi?
Jangan sampai amanah yang diembankan kepada kita justru mengubah diri kita menjadi ambisius untuk hal-hal pribadi, missal menjadikan kita popular/ngetop dihadapan yang lain.
Bedakan amanah yang semestinya dilakukan untuk hal-hal yang sifatnya jama’i dengan ambisi pribadi! Kita cinta dengan amanah kita? Tidak masalah, tapi ingat cinta yang berlebih itu kurang baik efeknya. Misalnya, membuat kita terlalu menggebu-gebu untuk menyisipkan “keinginan” kita dalam targetan kita selama satu periode amanah.
tanpa mempedulikan mudharat dari  yang akan terjadi bagi orang lain, bahkan bagi ”wajiha” atau wadah dimana kita diberi amanah tadi.
Rabb jagalah hati ini, untuk niat-niat yang bergeser atas apa yang telah kau berikan.

Sudah Tercatat di Sana..
Amanah itu dari Allah datangnya, dan manusia yang menyampaikannya hanyalah perantara. Right?
Iya, bahkan daun yang jatuh di hutan rimba sekalipun telah tercatat dalam lauful mahfuzNya. Apalagi amanah yang diembankan kepada kita. Maka jangan menyalah atau mengakambinghitamkan siapapun. Semua sudah teratur dalam rencanaNya.

Senin, 16 April 2012

#Labirin


Setelah sekian ama menghilang, tangan rasanya gatel2 ini. Eh bukan karena mandi air kanal yahhh >_<, cma maksudnya sudah gatel mau menulis.. cieelliee... soksokan penulis berbakat :p.
Okok mari kita mulai perjalanan menuju labirin ini dengan bismillah. Siap sedia, kencangkan sabuk pengaman.. go go go...


#EdisiLabirin2
Saya suka sekali menyebutnya labirin, karena perjalanan ini merupakan perjalanan yang lengang hanya saya dan Dia yang Tahu awal muaranya serta akhirnya. Labirin, karena bisa dikatakan perjalanan ini memang sedikit rumit layaknya labirin. Dan lagi-lagi hanya saya dan Dia yang tahu jalannya. Perjalanan yang seringkali membuat saya berputar berkali-kali ke tempat yang sama, akan tetapi justru di sanalah tantangnnya.. dan disanalah letak kuasa saya dalam perjalanan ini.
Mari ikuti saya dalam perjalanan melalui #labirin2 ini.. tongkrongin tulisan berikutnya yakk..

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> loading<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

Sabtu, 07 April 2012

Belajar Buat #BROWNIES yukk.. ^__^


Siapa ya yang gak tau #Brownies?? Kue dengan rasa legit, dan tekstur yang padet ini bikin para penggemarnya bisa #melayang2 kayak di syurga #tsaahhh… Lebay ya?
Huum, Brownies itu emang sesuatu ya. Apalagi yang ngefavoritin makanna yang manis-manis. Walaopun saya bukan orang yang suka manis, tapi saya juga lumayan demen sama kue satu ini. Apalagi kalo dibawakan dari kakak tersayang dari bandung dulu. Habisnya manisnya brownies itu sesuatu,. Tidak seperti kue basah pada umumnya, yang kadang manisnya kebangeeeetann… brownies punya cita rasa yang rada beda, apalagi teksturnya. Okok, ini bukan bahasan tentang pengamatt kuliner yakk.. tapi mari kita belajar dari brownies, alias brondong manis #eh. ~> Abaikan!!!

Ada yang tau kagak gimana ni sejarah terciptanya Brownies? Yukk baca tulisan yang saya copas ini :P

Berbicara tentang sejarah brownies, awal mula terciptanya kue ini benar-benar unik. Konon, saat itu ada seorang koki yang lupa memasukkan baking powder (pengembang) ke dalam adonan kue cokelat. Setelah dipanggang, kue itu tidak mengembang.  Tekstur kue yang seharusnya lembut, kering, dan berpori, menjadi lebih padat dan agak basah.
Ternyata, ketika dihidangkan, orang-orang justru menyukai kue yang bantat dan padat itu. Si Koki menyebutnya sebagai brownies, yang diambil dari warna kue tersebut.
Namun, ada cerita versi lain mengenai asal-usul brownies. Ada seorang pemuda yang bekerja sebagai penjual kue buatan sendiri. Dia mempunyai teman yang datang setiap pagi dan bertugas menjual kue-kue itu.
Suatu hari, si pemuda mengalami kesulitan keuangan. Dia pun ingin mencoba resep kue cokelat baru agar pelanggannya tidak bosan. Akhirnya, si pemuda menggunakan sisa uangnya untuk membeli bahan-bahan yang sesuai dengan resep kue itu. Si pemuda pun mencoba resep itu hingga menjelang pagi. Sayangnya, hasil kue yang dibuat tidak sesuai dengan yang ada di resep. Si pemuda sedih. Uangnya pun sudah habis.

Sampai sekarang, asal usul brownies juga masih belum pasti, hanya diperkirakan kue ini dari Amerika Serikat. Nama ”brownies” diambil dari the deep brown color of cookie. Brownies punya ciri khas warna cokelat tua kehitaman.
Kabarnya, terciptanya Brownies adalah karena “kecelakaan” alias lalainya sang pembuat dalam mengolah kue dan memasukkan baking powder. Sehingga, kue cokelat yang hendak dibuatnya jadi bantat. Apa itu bantat? Bantat adalah tidak mengembang.
Menurut situs The Amazing of Brownies, resep brownies pertama kali dipublikasikan tahun 1897 di Sears, Roebuck Catalogue. Dalam sejarah kuliner, brownies termasuk katagori cookie, kue kecil berbahan dasar tepung, rasanya manis, dengan tekstur lembut dan renyah.
Pertama kali resep ini dibukukan di The Boston Cooking School Cook Book oleh Fannie Merritt Farmer pada edisi 1906. Cake panggang lembut berbentuk kotak yang super duper kaya akan coklat. Lowney’s Cook Book oleh Maria Willet Howard, tahun 1907, memunculkan resep brownies dengan ekstra telur dan coklat batangan.
Bukan hanya sekedar kue 'basah”, brownies juga diciptakan dalam bentuk cookie kering. Sedangkan sensasi rasanya, saat ini sudah banyak sensasi rasa brownies yang dipadu dengan berbagai bahan lainnya, seperti kacang, kismis, strawberry, keju, dan lain-lain. Namun demikian, rasa utama dari brownies tidak boleh hilang.

Sebenarnya cara mengutip tulisan bukan seperti itu ya, aduhh.maap maap.. saya melanggar kode etik kepenulisan #tsahhh… >_<

Ohya  dari dua tulisan yang saya copas dari sumber yang berbeda, dapat diambil kesimpulan bahwasanya salah satu sejarah terciptanya BROWNIES yaitu berawal dari sebuah KESALAHAN. 
Yaa.. kesalahan. Bagaimana dari kesalahan ini nyatanya menciptakan sebuah karya baru, inovasi baru, bahkan sesuatu yang membuat orang-orang “tertarik”.

Banyak orang yang menyerah atau bakan tidak mau memulai awal dari langkahnya menuju sebuah kesuksesan karena “Takut Salah”. Ini frame yang harus kita buang jauh-jauh pada tempatnya. Jangan Buang Salah Sembarangan!!!..
Kesalahan tidak boleh menjadikan kita patah arah, menyerah, apalagi kalah. Kesalahan semestinya dijadikan sebuah pembelajaran bahwasanya kita harus #Perbaikan ~> INgatTA!!! #tsahhh…

!!!Benar-benar dah,, tulisan ini adalah tulisan yang memojokkan saya sepojok-pojoknya disudut yang benar-benar tersudut.. #eaaa.

Tidak ada hal yang sempurna di dunia ini kecuali ALLAH Azza Wa Jallah. No one..
Jadi ketika kita salah, itu bukan berarti kita bodoh. Kita hanya diminta untuk #Perbaikan. *INGAtTA lagi >_<

Kalau dirasa seolah-olah orang-orang pada menyalahkan kita, itu pemikiran yang harus diubah. Anggap saja mereka tidak menyalahkan kita, hanya ingin kita memperbaiki hal-hal yang tidak semestinya, alias ya #Perbaikan >_<

Sedikit saya cetak ulang KulTuit saya tentang #Perbaikan dah.. :: Lets check...

#perbaikan artinya, lebih baik dari sebelumnya
#perbaikan, seperti yang ada dalam surah Al Nashr: 1-3
#perbaikan artinya tidak lebih buruk dari sebelumnya
ketika kita mampu mengatasi sesuatu yg sebelumnya tidak bisa kita atasi >> #perbaikan
#perbaikan, artinya menambahi yg kurang. dan mengurangi yang lebih >> proposal
#perbaikan bisa juga termasuk "memeperdalam"
kita tidak mengulangi kesalahan yang sudah dilakukan >> tobat >> #perbaikan
kita berusaha lebih >> #perbaikan

#perbaikan, artinya menuju titik temu antara kekurangan dan kelebihan
mengurangi coretan pena ibu/bapak pembimbing >> #perbaikan
orang yang hari ini lebih baik dari sebelumnya artinya ia telah sedang melakukan #perbaikan
jika ingin hidupmu lebih bahagia, aman, nyaman dan tentram. maka lakukanlah #perbaikan diri setiap hari
lakukanlah #perbaikan diri semata-mata karena Allah
Manjdda wa jadaa >>> #perbaikan
#perbaikan artinya coretan dari dosen sudah tidak ada lagi.. >_<
#perbaikan tidak untuk membuatmu menjadi orang lain..
dalam surat An Nisa:9 "..dan jgnlah kmu meningglkan generasi/keturunan yg lemah..." #perbaikan regenerasi
#perbaikan itu perubahan, BUKAN SOK2an berubah.
Tarbiyah dzatiyah >> tarbiyah diri sendiri >> untuk #perbaikan
kalo generasi setelahmu lebih buruk, artinya belum ada #perbaikan.
#perbaikan bukan hanya sekedar kata, tapi jelas dan tentu dalam amalan..
ketika adik2mmu lebih semangat dari kamu #perbaikan.
ketika masalahmu menjadi peluang >> #perbaikan
saat dunia ada ditanganmu, bukan di hati mu #perbaikan
ikhtiarmu yang menjadi2, dibarengi do'a yang tumpah ruah dihadapanNya >> #perbaikan
saat berada di titik nadir, kau masih berusaha untuk berdiri #perbaikan
saat jalan hidupmu bagaikan #labirin, tapi kau tetap mencari jalan untuk keluar dari sana #perbaikan
saat hati hitam legam, berubah menjaadi putih tanpa noda #perbaikan
seperti Umar yang tersentak dan luluh ketika mendengar adiknya membaca Kalam Allah #perbaikan
seperti bilal yang rela dijemur di panas terik, demi merubah jalannya dari gelap menuju cahaya #perbaikan
seperti bilal yang rela dijemur di panas terik, demi merubah jalannya dari gelap menuju cahaya #perbaikan
dari sedekah seratus perak, jadi seribu #perbaikan
kau selalu merasa dirimu butuh belajar, kau terus berupaya mencari hal2 yg belum kau ketahui #perbaikan
layaknya khalid, yg rela turun dari jabatannya untk #perbaikan
#perbaikan itu, membuat hidupmu lebih hidup.
kerjakan dan niatkan semua karenaNya. Yakin dan percaya, tiada yg sia2 dari #perbaikan yg kau lakukan
meski semua orang mencelamu, menghinamu, merendahkanmu. abaikan! dan terus lakukanlah #perbaikan
lakukanlah #perbaikan diri yang sifatnya kontinu. krn Allah suka amalan yg berkelanjutan..
Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil, dan mulai sekarang untk sebuah #perbaikan
oke, selesai. semoga kita menjadi orang yang senantiasa brsungguh2 dalam mlakukan sbuah #perbaikan

Siipp.., Intinya kalo mau menjadi pribadi yang baik itu harus senantiasa memperbaiki diri. Bukan mengelu-elukan yang sudah terjadi atau yang tidak dimiliki. Jadikan orang-orang di sekeliling kita sebagai bahan intropeksi, karena saudara kita itu ibaratnya cermin bagi kita. Bagimana kita, ya bagimana mereka. Walau apa yang dipantulkan cermin tak sama persis dengan kenyataannya.
”So, belajarlah dari kesalahan. Karena kesalahan, tak selamanya salah dan patut disalahkan” Miftakhuljanah, 2012

#MAAP lagi, antara judul dan isi sedikit menyimpang. Karena saya sedang belajar untuk salah *looohhh??? Celingakcelinguk, semoga gak ada orang yang salah baca :p

Seperti Biasa... ^___^


Seperti biasa, persis seperti jum’at-jum’at sebelumnya. Adalah saat harus berhadapan dengan tatapan khas adik2 mentoring saya di Sekolah menengah atas yang juga pernah menyimpan banyak kenangan dalam memori otak ini.
Hahh.. sayangnya untuk kali ini. Saya benar2 tidak punya persiapan untuk mentoring. Jadi saya sesegera mungkin SMS ke salah satu adik mentoring bahwa hari ini tetap mentoring, walaupun tanpa mataeri. Huhuhu -_-. Maap ya dek..

Yahh, benar kata salah seorang ustadz yang mengisis salah satu Daurah Murabbi/tutor yang pernah saya ikuti, bahwasanya untuk mengikat hati. Harus pula dengan hati yang siap dalam segala hal. Dan karena saya jauh dari kata siap, maka alhasil.. jeng jeng.. adik mentoring yang datang hari ini tak seberapa, belum lagi mereka juga ada yang izin untuk pulang latihan menari. Ya ya ya.. sedihnye..
Tak apalah, toh akibat juga terjadi karena faktor sebab yang dilakukan..

Tak ada materi yang saya persiapkan hari ini, tak pula dengan games, juga tidak dengan nobar atau bedah buku. Jadi adek-adek pun bingung. Lalu ada yang nyeletuk (red-ngomong-langsung) ”cakmano klo curhat2 b mb??.. cerito2”.. iya dek, itu maksud mb. Dalam sebuah buku yang saya lupa judulnya.. tiktoktiktok.. masih tetap lupa.. ckckk...
Di sana disebutkan bahwasanya halaqah itu tidak hanya produktif, tapi juga dinamis. Jadi tiap pekan, jangan hanya materi, isi selingan2an yang membuat mentor jadi tertarik, apalagi mentornya anak SMA. Sebenarnya untuk cerita2 sudah lumayan sering dilakukan, tapi dalam intens waktu yang gak sebanyak hari ini..

Jadi sebelum adek2 bertanya, saya mulai dulu lah dengan beberapa pertanyaan sederhana tentang sekolah, tentang rohis mereka, maksud hati memancing mereka untuk bertanya. Saya sudah wanti-wanti, apa kira2 pertanyaan yang biasa diajukan seorang anak SMA. Tentu banyak yang pahamlah..
Dan nyatanya benar, salah seorang adek sudah mengutarakan secara tersirat bahwasanya ia ingin bertanya. Saya melihat betul sorot matanya yang malu dan ragu ntuk bertanya, dan saya sangat bisa menebak inti dan maksud pertanyaan itu akan mengarah kemana. Haaah.. #sipembacakarakter. Dan si adek pun berkata ”pengen nanyo, hal yang dak boleh dilakukan. Tp sudah lumrah dilakukan mb”. Dagdigdug.. ayolah dek, ayo, come on.. ayo kau katakan saja. Detik berlalu, saya masih memancing apa yang akan dia tanyakan..

Tiktoktiktok..

Sampe akhirnya, jeng jeng.. ada salah seorang adek yang nyeletuk. ”pasti nak nanyo tentang ”linjangan” (-red:pacaran). Dia Cuma tersenyum sambil menundukkan wajahnya. Adek..adek.. lucu sekali adek ini.. :D.
Yah setelah itu akhirnya dia bertanya juga, terkait pertanyaan yang dia maksudkan di atas. Saya agak keki, mati gaya, dan glagapan juga. Iya, setiap adek2 mentoring bertanya masalah ini, kadang buat saya jadi bingung sendiri.. Cuma bisa bergumam ”maklumlah dek, mb mu ini tak pernah pacaran”. Tapi itu bisa jadi patokan juga, buat menjawab pertanyaan sesuai dengan kadar anak SMA :).

Seperti hasil materi yang saya dapat sebelumnya, tentang pertanyaan-pertanyaan yag menjurus pada ini. Dalam hal ini, Kita mungkin tidak bisa melarangnya untuk tidak pacaran lagi, karena kalo kita langsung ”mematok” adek-adek kita untuk langsung ”tidak melakukan maka alhasil adek-adek itu akan pada kabuuurr secara #random #IngatSkripsi ~> ABAIKAN! :p. Tetapi setidaknya kita bisa memberitahunya lewat cara yang lebih lembut, misalnya dengan meminta dia untuk ”mengurangi” cara yang berlebihan dalam pacaran itu sendiri. Saya Cuma menjawab, sesuai dengan trik yang diajarkan dari hasil materi tersebut.

Pertama-tama saya katakan saja ”ya pacaran mungkin memang gak ada dalam islam dek, ” Wa la akrabul zinah” dan janganlah kamu mendekati zinah. Zinah tu dek, sebenarnya bukan Cuma zinah anggota badan, tapi ada juga zinah hati, zinah mata”. Si adek ”jadi cakmano mb..??” saya ”tapi kalo menyangkut fitrah emang sulit dek. Tak ada yang bisa menolaknya. TAPI. Usahakan jangan sampai cara berpacaran adek itu berlebihan, misalnya kalo pegi sama pacarnya usahakan jangan berduaan aja. Ajak satau kaawan lagi”..  #tsahh... mungkin ni adek mikir, mb ini ada-ada aja. Masak iya, pacaran ngajak temen. >_<.
Tapi ternyata sodara-sodara, apa yang dituturkannya sedikit membuat lega saya, dia bilang ”iyolah mb, ketemu be jarang mb. Paling Cuma lewat sms or telpon mb, itupun dak sering koq mb”.
Haaaah… sedikit legowo. Walaupun masih juga di dalam hati yang terdalam dan sedalam-dalamnya pengen bilang “lebih bagus lagi sich, pacarannya nanti aja dek” #eaa.. situ oke mb?? Ckckkc -__-“

Kedua, saya jelaskan sedikit tentang sifat-sifat dasar seorang wanita dan perempuan. Tantang wanita yang orientasinya kemana, terus laki-laki yang orientasinya kemana. Sampe adek-adek itu sedikit bergidik, mungkin mereka sedikit tersentil dan mulai terbuka pikirannya dan menjawab sendiri pertanyaan ”kenapa ya Islam melarang kita ”pacaran” ?”. Iya itulah indahnya islam, yang menghargai wanita pada setinggi-tingginya penghargaan. Terlalu banyak hal untuk menjabarkan masalah ini, tapi saya yakin adek-adek yang cerdas ini mulai berpikir. Islam tak pernah ingin ”membatasi” kapasitas seorang wanita dalam bidang apapun, tapi islam meletakkan wanita pada derajat yang memang sesuai kodratnya.
”coba pikir dek, kan belum tentu orang yang kita pacari itu jodoh kita. Kalo dia sudah tau-tau ada di hati kita. Kasian dong dek sama jodohnya” ucap saya, sedikit lirih.

Ketiga, lalu ada pertanyaan lagi dari adek ini untuk temennya, tapi juga ditujukan ke saya ”pernah ngeraso iri dak ngeliat orang pacaran, pengen pacaran misalnyo??”. Salah satu temannya menjawab ”idak jugo ah..biaso b..” wah wah, seneng. Ternyata dari adek-adek yang datang ini, yang pernah pacaran cuma satu, yang tiganya belum pernah pacaran. Dalam hati tau-tau aja saya ikut menjawab pertanyaan adek tadi ”sama sekali tidak dek, karena justru orang yang tidak pernah pacaran itu istimewa” sambil senyum 5jari. :D :p

Setelah selesai curolnya, mentoring ditutup dengan adab penutup majelis.

Saya pulang pake angkot kuning, sambil berpikir mendalam sedalam-dalamnya.
Hari ini hati saya ditampar-tampar lagi...
Okta..Okta... ayo ayo jaga hati!!!! ~> JANGAN ABAIKAN!!!



Rabu, 04 April 2012

Di Sejumput Awan Berkisah


Tiba-tiba saja inget situasi sore kemarin, bagaimana langit bercerita langsung tentang “tiga kisah” yang berbeda. Dibagian timur nampak pelangi yang terpotong oleh awan kelabu, lalu ditengah-tengah nampak semburat awan yang cerah tanpa tertutup mendung, dan dibagian barat senja yang merona akibat matahari yang menenggelamkan wujudnya, menunjukkan betapa Allah Maha Menguasai Alam ini. Hanya ingin sedikit berbagi dan memaknai hidup ini dari cerita ketiga langit tersebut.

Setiap orang tentu pernah merasakan sesuatu yang disebut awal kehidupan bukan? Ya sedikit disamakan dengan proses kita dalam menjalani hidup ini, dengan cerita langit di atas. Pada mulanya kita dilahirkan seperti sejumput awan yang kosong, putih lagi bersih. Tak ada yang bisa menyebut kita ”kotor” karena saat itu, kita memanglah ”bersih” (red-hati). Walau kita bukan terlahir dalam keluarga islam sekalipun. Itulah awal kehidupan yang disebut bayi hingga masa kanak-kanak. Manusia pada awalnya dilahirkan sama, yaitu dalam keadaan bersih. Pun diciptakan dari hal yang sama.

Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” (Shad : 71)

“Saya lebih baik daripada dia, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A’raaf:12)

“Turunlah kamu dari Surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.” (QS. Al-A’raaf:13)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al Mukminun : 12-14)
Wahai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi … .” (Al Hajj : 5)

Ya beginilah proses penciptaan manusia, tak ada yang berbeda kita tercipta dari hal yang sama. #thingking!! Pantaskah kita Ujub, Sombong, ataupun Takabur??

“Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah: 32)

Kita tercipta sama, hanya saja kita dibentuk di lingkungan dan cara yang mungkin berbeda-beda. Saat itulah kita mulai mengalami berbagai fase perubahan, sedikit demi sedikit manusia mengalami “peningkatan” dalam hidupnya. Setelah bayi, kanak-kanak, sampailah manusia dalam kondisi Baligh atau dewasa. Mungkin tidak semua manusia juga sempat mengalami hal ini, ada beberapa yang telah diambil kembali oleh Allah sebelum masa pencapaian ini. Untuk masa Baligh, saya tidak akan membahas secara mendetail. Yang jelas di masa ini, kita sudah harus mulai mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan sendiri. Berbeda dengan masa sebelum ini. Karena Baligh juga diartikan “berakal”, artinya kita sudah mulai bisa membedakan yang benar dan yang salah, namun lagi-lagi untuk mencapai titik itu kondisi lingkunganlah yang akan menempa kelambanan atau kesigapan seseorang dalam memahami dan membedakan sesuatu. Ya lingkungan.
Dimulai dari tahap baligh dan seterusnya, di sini lah kita mengalami berbagai proses kehidupan lagi. Dimana kita ditempa menjadi pribadi-pribadi yang berbeda, pribadi yang mulai berpikir masa depan. Pribadi yang mulai memiliki ambisi dan keinginan, atau bahkan mulai dari sinilah kita sadari bahwasanya kita dalah “pemimpin” bagi diri kita sendiri. Kita adalah khalifah di bumi ini..

“Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Rabb berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30)


Bukan hanya itu, bahkan ada sebagian dari kita yang pada tahap ini menjadi pemimpin bagi orang lain, baik dalam kelompok-kelompok kecil maupun kelompok besar. Kita mulai belajar memahami dan menyelami berbagai karakter dari ornag-orang di sekitar kita. Tak banyak orang yang mau menjadi pemimpin bagi orang lain. Namun banyak pula yang menjadi pemimpin untuk “ambisi” pribadinya.
Tetapi ada orang-orang yang membawa tujuannya untuk Allah, murni hanya untukNya. Mereka inilah yang disebut-sebut sebagai pengemban dakwah.
Pada proses ini pulalah, terkadang untuk sebagian orang mengalami siklus yang disebut “pemahaman”. Ada kalanya Allah memberi teguran kepadanya berupa kesusahan dan kesedihan, bahkan terkadang melalui kesenangan. Tak semua juga orang paham membedakan akan hal ini. Dalam tahap inilah, ada sebagian orang yang terus menerus merasa dirundung “mendung” seperti kisah langit di atas, ada pula yang paham bahwasanya setelah “mendung” tersebut aka nada pelangi yang muncul walaupun dengan kondisi “terpotong” tak sempurna membulatnya. Namun ada pula sebagian orang yang menjadikan hari-harinya merasa cerah karena ia adalah orang yang pandai bersykur. Setiap masalah yang ia hadapi, ia anggap bagian dari Kasih sayang Allah padanya, namun sangat sulit menemukan orang yang seperti ini.

Sesungguhnya Allah menetapkan takdir-takdir makhluknya lima puluh ribu tahun sebelum menciptakan langit-langit dan bumi.” (HR. Muslim 2653, shahih)

Dan setelah segala proses itu, kita berada pada sesi akhir dari perjalanan hidup ini. Sama seperti matahari di saat senja, yang menenggelamkan dirinya. Ya kita semua akan mengalami fase ”akhir” dari kehidupan ini. Bayangkan sodara-sodara!! Matahari yang segitu gagahnya saja memiliki fase akhir, apalagi kita. Bahkan semua telat tercatat mantap dalam Lauful MahfudzNya.. ya tercatat Mantap! Kapan Malaikat Sakaratul maut itu akan menjemput kita. Terbayangkah????

Dengan amalan yang tak seberapa, pun belum tentu ikhlas itu.. kita akan berakhir. Masayaallah.. kapankah itu duhai Rabbi?? Sudah pantaskah merindui saat perjumpaan denganMU, sedang diri sehina ini??

Pada awalnya, manusia tercipta dari tanah. Dan akan kembali ke tanah yaitu alam kubur.  


"Kematian, yang dikenal sebagai berpisahnya ruh dari badan, merupakan sebab yang mengantar manusia menuju kenikmatan abadi. Kematian adalah perpindahan dari satu negeri ke negeri yang lain, sebagaimana dirtwayatkan bahwa, "Sesungguhnya kalian diciptakan untuk hidup abadi, tetapi kalian harus berpindah dan satu negen ke negen (yang lain) sehingga kalian menetap di satu tempat." (Abdul Karim AL-Khatib, I:217)

 “Iblis berkata, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.” Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalangi-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,”(QS. Al -A’raaf:14-16)
 
 
Begitulah kehidupan sodara-sodara. Ada awal dan juga akhir, tentu setiap kita berharap dari sejumput awan yang putih dalm kehidupan kita. kita punya "pelangi" sendiri di tengah-tengah kehidupan kita nanti. dan pada akhirnya, kita akan mengakhiri kehidupan kita dengan keindahan. Seindah senja sore kemarin. Ya kita punya awan masing-masing, langit masing-masing, pun guratan kisah masing-masing "di sana". Siapa yang tahu awalnya, siapa pula yang tahu akhirnya.. Hanya Dia.. Lalu sudah seberapakah kita menghargai hidup ini dengan syukur?? ^____^

Selasa, 03 April 2012

Jalan #Cinta *Teruntuk Pejuang BWPI*


Di sini..
Kita Bersama, merangkai mimpi
Menciptakan melodi2

“Katakanlah, “inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada allah dengan hujah yang nyata, ‘Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (Yusuf:108)

Di jalan ini…
Ada ukhuwah yang indah mengiringi..
menguatkan ikatannya..
Meski kadang
ada LUKA
ada KECEWA
Tapi indahnya kebersamaan mampu meleburkannya..
               
Bila Cinta memanggilmu,
Ikutilah dengannya meski jalan yang kalian tempuh terjal dan berliku.
Dan bila sayap-sayapnya merengkuhmu,
Pasrah dan menyerahlah meski pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu.
Kahlil Gibran

Ya Allah! Ambil darahku hari ini sekehendakMu
Sampai Engkau ridha padaku
Thalhah ibn ‘Ubaidillah

Di sana, ada cinta dan tujuan
Yang membuatmu menatap jauh ke depan
Di kala malam begitu pekat
Dan mata sebaiknya dipejam saja
Cintamu masih lincah melesat
Jauh melampaui ruang dan masa
Kelananya menjejakkan mimpi-mimpi..
Salim A. Fillah (jalan cinta Para Pejuang)

Begitulah cinta
Ia adalah sebuah gagasan yang murni tentang kehidupan yang lapang
Mata airnya adalah niat baik dari hati yang murni
Muara adalah kehidupan yang lebih baik
Alirannya adalah gerakan amal dan kerja memberi yang tak henti-henti
Cinta adalah gagasan tentang penciptaan kehidupan setelah kehidupan tercipta.
Anis Matta

Mereka sudah cukup senang dengan mimpi-mimpi
Dan teruji dengan keberuntungan
Mereka bilang menyelami laut perjuangan
Tapi mereka toh tak teruji
-Risalah Pergerakan Hasan Al- Bana-

Jalan dakwah tidak ditabuuri bunga-bunga harum, tetapi merupakan jalan sukar dan panjang. Dakwah memerlukan kesabaran dak ketekunan memikul beban berat. Dakwah memerlukan kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapakan hasil yang segera, tanpa putus ada dan putus harapan. Kekuatan yang paling baik ialah kekuatan yang bersama dengan kebenaran dan kelemahan yang paling buruk ialah kelemahan berhadapan dengan kebathilan.
Imam Syahid Hasan Al Banna

Di jalan cinta para pejuang, kesetiaan bukanlah padamu, bukanah pada manusia. Tapi Kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa dan syari’at-syari’atNYa
Salim A. Fillah (jalan cinta Para Pejuang)
“Kami akan memerangi manusia dengan kecintaan tidak dengan pedang” Imam Syahid Hasan Al Banna

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata ” Aku, surga dan tamanku ada di dalam dadaku, kemana pun aku pergi ia selalu bersamaku, tidak meninggalkanku. Jika aku dipenjara, bagiku itu adalah khalwah. Jika aku dibunuh, bagiku itu adalah syahadah. Dan jika aku diusir dari negriku, bagiku itu adalah siyahah, jalan-jalan.” [Dalam buku  ”Penawar Lelah Pengemban Dakwah Dr. Abdullah Azzam].

 
Wahai manusia, setelah kehidupan yang pendek ini. Kamu akan menjalani kehidupan yang abadi. Bila kamu memahami rahasia tugasmu dalam kehidupan ini dan mengikhlaskan amal untuk Tuhanmu, ada kenikmatan yang menanti.
Hasan Al Banna


Teruntuk kalian sahabat…

Tanah Gersang

Dalam hubungan-hubungan yang kita jalin di kehidupan, setiap orang adalah guru bagi kita.
Ya, setiap orang. Siapapun mereka. Yang baik, juga yang jahat.
Betapapun yang mereka berikan pada kita selama ini hanyalah luka, rasa sakit, kepedihan, dan aniaya, mereka tetaplah guru-guru kita.
Bukan karena mereka orang-orang yang bijaksana.
Melainkan karena kitalah yang sedang belajar untuk menjadi bijaksana.
Mereka mungkin tanah gersang. Dan kitalah murid yang belajar untuk menjadi bijaksana.
Kita belajar untuk menjadi embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan yang menghias malamnya.
Tetapi barangkali, kita justru adalah tanah yang paling gersang.
Lebih gersang dari sawah yang kerontang.
Lebih cengkar dari lahan kering di kemarau yang panjang.
Lebih tandus dari padang rumput yang terbakar dan hangus.
Maka bagi kita sang tanah gersang, selalu ada kesempatan menjadi murid yang bijaksana.
Seperti matahari yang tak hendak dekat-dekat bumi karena khawatir nyalanya bisa memusnahkan kehidupan.
Seperti gunung api yang lahar panasnya kelak menjelma lahan subur, sejuk menghijau berwujud hutan.
Dan seperti batu cadas yang memberi kesempatan lumut untuk tumbuh di permukaannya.
Dia izinkan sang lumut menghancurkan tubuhnya, melembutkan kekerasannya.
Demi terciptanya butir-butir tanah.
Demi tersedianya unsur hara agar pepohonan berbuah.
-Salim A. Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah-

Air, Embun, Bintang, Langit, Pelangi

Menghargai hidup, itu artinya menghargai apa2 yang Allah berikan kepada kita. Kesusahan, kesenangan..
adalah bagian agar hidup menjadi lebih hidup.
seperti air yang bermanfaat..
seperti embun yang bening menggeliat
seperti bintang yang rela menunggu jutaan tahun untuk memancaarkan sinaarnya..
seperti langit yang biru berkisah..
seperti pelangi yang tak sempurna bulatnya..

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!
Semoga bermanfaat.

Label

Powered By Blogger