Kamis, 19 April 2012

Negri di Atas Air #EdisiLabirin2


Senin, 9 April 2012

Ada apa dengan huruf ”S” dan angka 9??
Aku suka, aku selalu suka huruf ”S” yang terukir indah dalam hidupku. Entah, apa misteri dibalik huruf ini. Yang jelas, aku selalu suka huruf ”S”... ;’)

Setelah tepat pukul 06.00 WIB semua sudah siap. Beres, aku akan segera pergi. Gumamku dalam hati. Lalu selang menit kemudian, kakak datang menjemput dengan mobil. Di dalam mobil sudah ada, teteh ipar, ibu mertua kk dan adik ipar ku. Aku duduk di jok mobil belakang dekat jendela. Kemudian setelah semua barang yang akan di bawa dimasukkan ke dalam mobil, mobil pun melaju, seiring dengan melajunya pikiran ku di gerbang menuju labirin ini. Mobil memutar arah ke arah pasar untuk menjemput teman yang akan pergi bersam-sam saya. Ya tempat penelitian kami sama, hanya sampel dan permasalahnnya berbeda. Setelah menjemput dia, mobilpun melaju lagi ke arah palembang. Ya perjalanan ku baru akan dimulai.
 ”aku hanya pergi tuk sementara, bukan tuk meninggalkanmu selamanya.. ku pasti kan kembali pada dirimu.. tapi..kau...jangan...”

Hari senin, sudah bisa ditebak bahwasanya kondisi jalanan palembang pasti akan macet dan sesak sekali apalagi pagi, dan tentunya hari kerja awal. Sekitar pukul 7.30 wib kami sudah berada diseputaran jalan palembang, akan tetapi belum di tempat yang akan dituju. Sebelum ke sana, disempatkan mampir dulu ke rumah sakit. Karena adik ipar ku dari kakak akan menjalankan operasi kecil. Setelah ke rumah sakit, mobil melaju lagi.. menuju tempat yang menjadi titik awal perjalanan yang menegangkan ini #eaaa.. :p
15 menit kemudian...

Sampailah di PTC, letak perusahaan itu soalnya tidak jauh dari salah satu mall terbesar di Palembang itu. Setelah sampai, mulailah mencari-cari teman ku yang sudah sampai duluan di sana. Iya, kami penelitian bertiga di tempat yang sama di Kecamatan Tulung selapan, untuk mendetilnya next seasion ya :p.
Setelah bertemu dengan teman ku itu, ternyata kepergian kami yang awalnya disepakati jam 08.00 ternyata jadi diundur menjadi jam 09.00 WIB. ya ya ya..angka 9 lagi, sesuatu sekali ;). Lalu aku, mama, dan teman-teman sepenelitian duduk diruang tunggu perusahaan, menunggu waktu pengunduran keberangkatan. Tak lama setelah duduk, bapak yang akan mengiring dan mengantar perjalanan kami datang. Bapak itu tiba-tiba saja langsuang bertanya ”siapa yang penelitian tentang sonor??” aku langsung mengacungkan tangan. Melihat ekspresi dari bapak itu, seolah-olah penelitian ku ini benar-benar butuh tenaga yang ekstra untuk menanyakan kepada responden (petani-red).  Ha iya, aku juga ngeh dan langsung nalar, penelitian ini memang sesuatu. Bagaimana tidak, soalnya penelitiannya tentang sesuatu yang sudah di larang sekarang oleh pemerintah. Tentu ketika aku bertanya perihal itu, mana ada yang mau mengaku telah melakukan hal yang dilarang itu. Gubrakk..dug..dug..dug.. coba sodara-sodara bayangkan, bagimana penelitian ini benar-benar membuat saya menggalau. Rasanya ada yang bergendang-gendang berisik dipikiran ini, untuk meninggalkan saja penelitian yang sesuatu’ sekali ini.. haa... segitunyakah? Tidak koq, tidak.. ”Aku Bisa!!” sergahku dalam hati yang mendalam sedalam-dalamnya.. ;’)

Awalnya perjalanan ini akan dimulai di BKB di tempuh dengan jalan air, tapi ternyata alur perjalanan. Perjalanan akan di tempuh lewat jalur darat terlebih dahulu, baru setelah itu akan ditempuh lewat jalan air. Tak sabar menanti [ukul 9.00 WIB.

Tiktoktiktok...


Selang menit kemudian...
Bapak dari perusahaan yang akan mengantarkan kami datang lagi, mengatakan untuk siap-siap berangkat. Sebelonnya ke ”belakang” dulu lah.. tas siap dimasukkan ke bagasi mobil. Wadoooh.. ternyata sumpek sekali melihat tas saya. Full >_<’..
Setelah selesai, saya berpamitan dengan mama dan kakak. Tanpa saya sadari, ternyata sudah dari WC tadi, mama saya tersayang menangis.. oh mama.. ku mohon jangan saat ini. Mama.. iya memang ibu yang sensitif dan lembut, bahkan sifat sensitifnya itu mengalir kuat dalam diriku ini. Tak sanggup bila harus jujur, berpisah dengan mama. Mama memang memanjakanku dan menyayangiku. Banget. Cuma satu hal yang terbayang, bagaimana ketika aku telah menikah nanti.. sayang mama so much.. :”)
Jadi benar-benar tak tega melihat mama menangis saat kepergianku.. aku akan pulang ma.. tenang.. ^^.


Bismillah, sudah di dalam mobil yang akan membawa kami ke tulung selapan. Perjalanan benar-benar baru dimulai. Menelusuri palembang, lalu melewati jakabaring. Lewat sini jadi keinget seagames kemarin. Bangunannya masih seperti kemarin, tapi tempat ini tidak serame ketika seagames kemaren tentunya. :D
Aku duduk tepat di sisi kiri mobil, dekat jendela, sehingga tak ada yang menghalangi pandanganku kecuali warna gelap kaca obil itu sendiri. Mobil terus melaju hingga sampai lah di rambutan. Daerah ini sering ku dengar, tapi aku tak pernah ke sini langsung. Semakin ke sana, semakin tempatnya sepi dan hanya terdiri dari pepohonan. Ada pepohonan karet yang memang sengaja ditanam yang merupakan kebun orang, tapi ada juga pepohonan yang memang tumbuh liar dengan sendirinya. Mobil makin melaju dengan kondisi jalan yang tak terlalu baik, semaki ke sana jalannya semakin memburuk. Ini ni contoh kerja pemerintah yang tak merata dalam perbaikan jalan. Wajar saja masyarakat kebanyakan memilih golput saat pemilu, karena mereka merasa juga memilih siappun. Toh tak akan merubah nasib mereka. Ok, akhirnya tibalah di jalan tanah merah yang agak lembek akibat sisa hujan semalam yang menggenang. Kanan kiri terdiri dari hutan yang bisa dibayangkan sangat jarang orang lewat di sana. Haa.. sungguh terlalu, kakak yang mengendarai mobil ini terus melaju dengan gaya mengemudinya yang membuat tubuh ini terguncang-guncang. Inget kakak. Seandainya kakak yang mengemudi, pasti tidak akan sekasar ini.. hah huuft.. satu hal yang tiba-tiba terlintas dalam pikiran ini. Bagaimana kalo mobil ini tiba-tiba macet, atau terpelosok, atau bannya pecah, atau habis bensin? Haa.. tidak tidak.. jangan sampai. Dengan kondisi di tengah hutan dan tanah merah yang becek itu. Gak kebayang kalo sampe hal itu terjadi. Jalan kaki aja dah ke tulung selapan.. #glekk.. >_<”/

3 jam kemudian...
Sampailah kami di kecamatan tulung selapan, tapi ini baru kecamatannya. Belum sampai ke tempat yang akan kami tuju. Di sini sudah termasuk maju dan ramai, persis seperti bayanganku. Kalo penelitiannya di sini saja, mugkin gak akan berasa penelitiannya, daerahnya mirip-mirip saja seperti layo :D. Setelah selesai makan siang dan shalat dzuhur, perjalanan kami lanjutkan. Perjalanan ini akan di tempuh lewat jalan air, lebih tapatnya menggunakan speedboat (bener dak tu tulisannyo :p). Melihat suasana di dermaga (bahaso kerennyo), saya sudah bisa menebak-nebak tempat yang akan kami tuju nanti seperti apa.. huuft haaa...menarik dan membuang nafas terdalam. Sebelum pergi bapak dari perusahaan mulai menakut-nakuti, kalo di daerah itu nanti seperti ini lah, seperti itulah.. huaaah.. biasa aja lah pak. Tau aja kalo muka-muka ini sudah memelas..>_<.

Naik speedboat, bremmm... kira2 seperti itulah bunyinya (versimakso). Perjalanan akan ditempuh lagi dalam waktu 3 jam. Ampun.. lama kalinya.. sudah ditafsir2, akan sempat untuk shalat ashar. Tapi ternyata, belum sampe setengah perjalanan.. Tiba-tiba speed yang kami naiki mati mesin. Allah.. ado-ado be ini.. -_-”

Tau nian ini speed kalo kami orang datangan, walaupun untuk naik speed sudah yang keduakalinya. Tapi sempat sesuatu juga saat mesin mati, karena speednya yang terbuka dan ukura kecil, kami juga tidak pakai savety :p. Kalo jatuh or tenggelam kan bisa berabe, secara dengan bangga aku katakan aku tidak bisa berenang, kalo nyelem sih bisa. Cuma gak timbul lagi.. >__<
Lama.. dan berulangkali si bapak sopir membenahi mesinnnya. Tak bisa-bisa,.. selang menit kemudian dia menelpon bapak lain untuk membantu membenahi speednya. Setelah bapaknya datang dan nimbrung, tetapsaja.. selang jam kemudia mesin tak jua benar. Dan berakhirlah kami dengan naik speed bapak kedua ini..

Perjalanan berlanjut, sambil melirik kanan kiri yang semuanya air dan ditumbuhi tanaman air seperti perumpung, pandan, nipah, nibung, dll (WOW, hebat.. aku hapal nama tanaman-tanaman itu.. gkgkgkkg). 


Aku cuma bisa mengikuti alir dan alur air serta speed ini, yang terpikir Cuma bagaimana orang-orang sini bisa hafal jalan-jalan di sini ya.. jalan air tepatnya, sedang tak ada ciri khusus yang bisa dijadikan pengingat disetiap jalan, Cuma tanaman. Salut salut.. ^_^
Selang jam..
Sampailah kami di desa Simpang Tiga Sakti, dan tara...

Beginilah kondisi desanya...



Lalau aku sebut ia..
Negri di atas air..
Sedikit berlebihan, mungkin.
Tapi begitulah kondisinya..

Dalam hati ku berucap,
Syukur padaMu Rabbi
Semoga nyaman berada di sini..

Rasanya tak pernah terbayangkan seluas ini Indonesia, seluas ini Sumatera Selatan, seluas ini bumiMu ya Rabb. Tak pernah terbayangkan ada kehidupan di temat ini. Tak pernah tergambarkan ada orang-orang yang hidupnya harus memilih tinggal disini untuk sebuah kehidupan.

Sesampai di sana, kami langsung istirahat untuk kemudian bersih-bersih. Lantas langsunglah kami menuju ke belakang, yang kami pikir tempat mandi. Tanpa berdosa, kami gunakan air yang ada di sana sodara-sodara. Itu merupakan air hujan yang semestinya dan sebenarnya digunakan untuk minum dan masak. Tapi apa yang kami lakukan.. kami memakainya untuk bersih2.. hahahha.. maap ya ibu yang baik, kami tidak tau :p. Dak tega buk, pake air kanal yang agak gelap itu.. -_-”

Hari pertama itu di malam harinya, ada pertemuan antara perusahaan dan masyarakat di sana. Si bapak dari perusahaan meminta kami yang jadi notulen, dan akulah yang terpilih.. ohya, salah satu teman ku ada yang tepar. Jadi tidak ikut dalam pertemuan ini.


Mengikuti... isi dari pembicaraan pertemuaan ini. Ada banyak ilmu yang memiliki daya tarik menarik dan tolak menolak dalam otak ini. Nalar anak pertanian saya jebol semua sampai ke akar-akarnya. Saya mengerti, saya memahami.. ingin cerita di sini, tapi takutnya ini rahasia dari perusahaan..hehe..
Yang jelas, dengan ikut pertemuan ini saya semakin mendalami bahwasanya hidup ini memang perjuangan, hidup ini dari dan untuk alam.. Hidup ini dari dan ke bumi..
hidup ini adalah bagian dari insting sebuah keinginan. Hidup ini Pertanian ;)
Gak ada pertanian, maka kau tak akan hidup :p. karena Pertanian itu mneghidupkan!!! Maka Berjayalah Pertanian...!!!
^__^

Aku tak ikut pertemuan itu sampai habis, karena tubuh ini butuh rehat untuk menjemput esok dengan semangat menggebu...,,
Berakhir dengan gelap dalam lelap..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Air, Embun, Bintang, Langit, Pelangi

Menghargai hidup, itu artinya menghargai apa2 yang Allah berikan kepada kita. Kesusahan, kesenangan..
adalah bagian agar hidup menjadi lebih hidup.
seperti air yang bermanfaat..
seperti embun yang bening menggeliat
seperti bintang yang rela menunggu jutaan tahun untuk memancaarkan sinaarnya..
seperti langit yang biru berkisah..
seperti pelangi yang tak sempurna bulatnya..

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!
Semoga bermanfaat.

Label

Powered By Blogger