Senin, 23 April 2012

 Aminah Quthb menuliskan ungkapan sedih dan duka citanya lebih dari satu kumpulan syair yang sangat menyentuh jiwa, dibacakan setiap tahun saat memperingati kematian suaminya: ustadz Kamal as-Sananiri. Adapun kumpulan bait syair itu sebagai berikut:

Tak pernah lagi aku menanti kedatangannya saat petang menjelang
Tak pernah lagi aku berhias menanti ia kembali dengan limpahan harapan
Tak pernah lagi aku menanti kedatangan, pertemuan atau percakapan
Tak pernah lagi aku menanti derap kakimu yang datang setelah selesaikan tugasmu
Lalu aku nyalakan cahaya di tangga yang selalui rindu bahagia saat kau pijakkan kakimu
Aku tak lagi bergegas saat engkau tiba dengan senyum di bibir walau beratnya penderitaan
Dan rumahku dipenuhi cahaya ucapan selamat yang benderang dengan keanggunan
Dan jam dinding yang berdetak, bilakah senja kan tetap setia pada kita?
Dan kelopak mataku terpejam tenang, tiada  kecemasan pada berbagai cobaan
Tak ada lagi lantunan doamu mengetuk jiwaku kala subuh menjelang
Tak ada lagi lantunan adzan di alam bebas yang menyentuh telingaku
Lalu ku bertanya pada Yang Kuasa; tidakkah ada seorang pun yang mendengar seruan dariku?
Tidakkah engkau lihat kerinduan pada syurga atau cinta pada langit?
Tidakkah engkau lihat janji dari Allah? Telah tibakah saatnya bukti kesetiaan itu?
Lalu ku berjalan bagai sosok diamuk rindu karena cinta pada seruan?
Sudahkah engkau bertemu dengan kekasih tercinta di sana? Seperti apakah gerangan pertemuan itu?
Di sisi Allah di syurga Firdaus dalam limpahan karunia-Nya?
Sudahkah kalian berkumpul bersama dalan ketentraman dan perlindungan dari-Nya
Bila demikian, selamat datang kematian, selamat datang ceceran darah!
Niscaya aku kan bertemu kalian, janji setia nan tulus
Hari-hari yang kita lalui dengan derai air mata dan cobaan, kan diganjar Allah dengan syurga-Nya
Hidup dalam keabadian, tiada rasa takut pada perpisahan dan kefanaan

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/11/16703/dai-dan-mujahid-muhammad-kamal-as-sananiri-bagian-ke-2-selesai/#ixzz1smdwlOFH

Ini hasil dari tasqif sore tadi. Salah satu contoh wanita keren ini..
"Karena dibalik kesuksesan seorang pria, ada wanita hebat di sampingnya"
^_____^
Senyum 5 cm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Air, Embun, Bintang, Langit, Pelangi

Menghargai hidup, itu artinya menghargai apa2 yang Allah berikan kepada kita. Kesusahan, kesenangan..
adalah bagian agar hidup menjadi lebih hidup.
seperti air yang bermanfaat..
seperti embun yang bening menggeliat
seperti bintang yang rela menunggu jutaan tahun untuk memancaarkan sinaarnya..
seperti langit yang biru berkisah..
seperti pelangi yang tak sempurna bulatnya..

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!
Semoga bermanfaat.

Label

Powered By Blogger