Selasa, 03 April 2012

Jalan #Cinta *Teruntuk Pejuang BWPI*


Di sini..
Kita Bersama, merangkai mimpi
Menciptakan melodi2

“Katakanlah, “inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada allah dengan hujah yang nyata, ‘Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (Yusuf:108)

Di jalan ini…
Ada ukhuwah yang indah mengiringi..
menguatkan ikatannya..
Meski kadang
ada LUKA
ada KECEWA
Tapi indahnya kebersamaan mampu meleburkannya..
               
Bila Cinta memanggilmu,
Ikutilah dengannya meski jalan yang kalian tempuh terjal dan berliku.
Dan bila sayap-sayapnya merengkuhmu,
Pasrah dan menyerahlah meski pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu.
Kahlil Gibran

Ya Allah! Ambil darahku hari ini sekehendakMu
Sampai Engkau ridha padaku
Thalhah ibn ‘Ubaidillah

Di sana, ada cinta dan tujuan
Yang membuatmu menatap jauh ke depan
Di kala malam begitu pekat
Dan mata sebaiknya dipejam saja
Cintamu masih lincah melesat
Jauh melampaui ruang dan masa
Kelananya menjejakkan mimpi-mimpi..
Salim A. Fillah (jalan cinta Para Pejuang)

Begitulah cinta
Ia adalah sebuah gagasan yang murni tentang kehidupan yang lapang
Mata airnya adalah niat baik dari hati yang murni
Muara adalah kehidupan yang lebih baik
Alirannya adalah gerakan amal dan kerja memberi yang tak henti-henti
Cinta adalah gagasan tentang penciptaan kehidupan setelah kehidupan tercipta.
Anis Matta

Mereka sudah cukup senang dengan mimpi-mimpi
Dan teruji dengan keberuntungan
Mereka bilang menyelami laut perjuangan
Tapi mereka toh tak teruji
-Risalah Pergerakan Hasan Al- Bana-

Jalan dakwah tidak ditabuuri bunga-bunga harum, tetapi merupakan jalan sukar dan panjang. Dakwah memerlukan kesabaran dak ketekunan memikul beban berat. Dakwah memerlukan kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapakan hasil yang segera, tanpa putus ada dan putus harapan. Kekuatan yang paling baik ialah kekuatan yang bersama dengan kebenaran dan kelemahan yang paling buruk ialah kelemahan berhadapan dengan kebathilan.
Imam Syahid Hasan Al Banna

Di jalan cinta para pejuang, kesetiaan bukanlah padamu, bukanah pada manusia. Tapi Kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa dan syari’at-syari’atNYa
Salim A. Fillah (jalan cinta Para Pejuang)
“Kami akan memerangi manusia dengan kecintaan tidak dengan pedang” Imam Syahid Hasan Al Banna

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata ” Aku, surga dan tamanku ada di dalam dadaku, kemana pun aku pergi ia selalu bersamaku, tidak meninggalkanku. Jika aku dipenjara, bagiku itu adalah khalwah. Jika aku dibunuh, bagiku itu adalah syahadah. Dan jika aku diusir dari negriku, bagiku itu adalah siyahah, jalan-jalan.” [Dalam buku  ”Penawar Lelah Pengemban Dakwah Dr. Abdullah Azzam].

 
Wahai manusia, setelah kehidupan yang pendek ini. Kamu akan menjalani kehidupan yang abadi. Bila kamu memahami rahasia tugasmu dalam kehidupan ini dan mengikhlaskan amal untuk Tuhanmu, ada kenikmatan yang menanti.
Hasan Al Banna


Teruntuk kalian sahabat…

Tanah Gersang

Dalam hubungan-hubungan yang kita jalin di kehidupan, setiap orang adalah guru bagi kita.
Ya, setiap orang. Siapapun mereka. Yang baik, juga yang jahat.
Betapapun yang mereka berikan pada kita selama ini hanyalah luka, rasa sakit, kepedihan, dan aniaya, mereka tetaplah guru-guru kita.
Bukan karena mereka orang-orang yang bijaksana.
Melainkan karena kitalah yang sedang belajar untuk menjadi bijaksana.
Mereka mungkin tanah gersang. Dan kitalah murid yang belajar untuk menjadi bijaksana.
Kita belajar untuk menjadi embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan yang menghias malamnya.
Tetapi barangkali, kita justru adalah tanah yang paling gersang.
Lebih gersang dari sawah yang kerontang.
Lebih cengkar dari lahan kering di kemarau yang panjang.
Lebih tandus dari padang rumput yang terbakar dan hangus.
Maka bagi kita sang tanah gersang, selalu ada kesempatan menjadi murid yang bijaksana.
Seperti matahari yang tak hendak dekat-dekat bumi karena khawatir nyalanya bisa memusnahkan kehidupan.
Seperti gunung api yang lahar panasnya kelak menjelma lahan subur, sejuk menghijau berwujud hutan.
Dan seperti batu cadas yang memberi kesempatan lumut untuk tumbuh di permukaannya.
Dia izinkan sang lumut menghancurkan tubuhnya, melembutkan kekerasannya.
Demi terciptanya butir-butir tanah.
Demi tersedianya unsur hara agar pepohonan berbuah.
-Salim A. Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Air, Embun, Bintang, Langit, Pelangi

Menghargai hidup, itu artinya menghargai apa2 yang Allah berikan kepada kita. Kesusahan, kesenangan..
adalah bagian agar hidup menjadi lebih hidup.
seperti air yang bermanfaat..
seperti embun yang bening menggeliat
seperti bintang yang rela menunggu jutaan tahun untuk memancaarkan sinaarnya..
seperti langit yang biru berkisah..
seperti pelangi yang tak sempurna bulatnya..

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!
Semoga bermanfaat.

Label

Powered By Blogger