Minggu, 01 April 2012

OPINI [Mahasiswa tak tahu siapa Presma, Tanya kenapa???]


Sebelumnya, mungkin saya ingat-ingat dulu ini tulisan apa. emm..
ahaa.. ini tulisan ketika nama saya ada di salah satu quisioner yg kami bagikan ketika akan suksesi BWPI -_-. dan salah satu syaratnya adalah MENULIS. dan akhirnya, dengan nada yang terbata-bata, dan jeda yang tak tertata. saya mencoba menuliskan ini.. agak beribet saat itu harus diminta membuat tulisan non fiksi.. ckkckck.. harap maklum jika bahasanya agak ngalur ngidul..

Mahasiswa tak tahu siapa Presma, Tanya kenapa???

“Saya mahasiswa” sudah pantaskah gelar seperti itu kita sematkan pada diri kita. Saat justru yang saya rasa atmosfer kampus kini semakin dijejali dengan sikap keapatisan, pernah suatu ketika saat pemilihan presma atau gubma kemarin saya mencoba mengajak teman untuk memilih, tapi apa jawabnya. Ternyata berbagai alasan ia paparkan, alasan yang saya pikir tergolong dalam derajat ketidaklogisan tingkat tinggi.(hmmm.. lebay sedikit..ya..). Begitu beratkah ketika kita sebagai mahsiswa menjalankan sebuah rutinitas kampus, tidak melanggar HAM kok, apalagi unsur pemaksaan, tapi memang setiap individu punya prinsip yang berbeda tentang keurgenitasan sesuatu.

Sesuatu yang sebenarnya menjadi keheranan dan keterkejutan saya, kenapa kok ada mahasiswa yang tidak tahu dengan pejabat kampus kelas tinggipun?? Apa seterpencil itu fakultasnya?? sehingga info seperti ini saja tidak ia ketahui, atau memang ketidakingintahuannya lebih kuat daripada keingintahuannya menyangkut wacana-wacana tentang kampus. Menurut anda??? Apakah ini bisa disebut permasalahan klasik, atau realita biasa?? Nampaknya memang sederhana, akan tetapi ada  keganjilan di sini, apa yang sebenarnya terjadi dengan kita??? Mungkinkah keapatisan benar-benar telah menjamur di kalangan mahasiwa.

Saya rasa ada kecendrungan melemahnya sikap kritis mahasiswa dalam menanggapi atau merespon hal-hal yang terjadi di kampus. Dan apa benar hal itu menurun setiap tahunnya? Entahlah… tapi sepertinya nampak jelas adanya kesungkanan mahasiswa dalam mendeklarasikan aspirasinya di hadapan birokrasi juga sudah sering terjadi. Hal yang semestinya menjadi hak mahasiswa malah dibiarkan dicomot yang lain atau entah tidak karuan kemana. Kalo sudah begini siapa yang kita salahkan? Padahal menjadi mahasiswa yang aktif itu bukanlah sebuah pilihan, tapi sebuah tuntutan yang semestinya merupakan karakteristik utama kita sebagai lakon yang ada di kampus.

Apa kabarmu duhai mahasiswa, masihkah gaungmu berada di tataran kamus ini. Atau masihkan kau memikirkan keberadaanmu sendiri??? Entah sejauh mana kita membatasi diri dengan dunia kampus, apa benar kita hanya mahasiswa yang tahunya “kampus, kantin, kos-kosan”, sedang keberadaan serta peran mahasiswa sendiri tentu bukan terkait itu saja, namun sudahkah dan sudikah kita untuk merealisasikan fungsi kita di kampus ini yang sesungguhnya. Coba anda memreplay ingatan anda lagi. Tentu anda sekalian masih ingat bagaimana, dulu empunya kampus yang disebut mahasiswa ini mampu merealisasikan fungsi mahasiswa itu sebenarnya. Ingat dengan peristiwa tahun 1998?? Saat mahasiswa dengan semangat garangnya mampu meruntuhkan rezim Soeharto. Lalu kita?? Ternyata anteng-anteng saja tak ambil pusing dengan permasalahn kampus dan segala tetekbengeknya. Tapi saya salud dengan kalian semua saudaraku, saat ini setidaknya kegiatan-kegiatan yang ada di kampus masih hidup, walaupun aromanya tak sewangi dahulu.

Ini hanyalah sebuah steatment dari saya, terserah anda menanggapinya. Saya hanya menuliskan realita yang pernah terjadi. Saya harap anda tidak seperti itu, duhai yang ngakunya mahasiswa.. Tentu kredibilitas serta kapabilitas anda di kampus ini sangat dibutuhkan. Tidak mesti monoton pada bidang akdemik tho… kreatifitas bisa saja dituangkan dalam keaktifan kita berorganisasi atau bersosialisasi.
Apa salahnya kita mulai bicara, setidaknya memberi sedikit penilaian dan mulai menggerakkan lagi otot2 semangat kita yang mulai kaku karena kediaman. Tujukkanlah keberadaan mahasiswa sebagai mobilisator dinamika kampus ini. Jadi mahasiswa yang kreatif, inovatif, dan inspiratif… jangan sampe disamain sama anak SMA yang manut saja. Jadilah mahasiswa yang memahasiswaan diri.
Keep Fight!!
Ada komentar?? Send to my E-mail : oktavianamj_agb08@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Air, Embun, Bintang, Langit, Pelangi

Menghargai hidup, itu artinya menghargai apa2 yang Allah berikan kepada kita. Kesusahan, kesenangan..
adalah bagian agar hidup menjadi lebih hidup.
seperti air yang bermanfaat..
seperti embun yang bening menggeliat
seperti bintang yang rela menunggu jutaan tahun untuk memancaarkan sinaarnya..
seperti langit yang biru berkisah..
seperti pelangi yang tak sempurna bulatnya..

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!
Semoga bermanfaat.

Label

Powered By Blogger