Jumat, 04 Mei 2012

*memoar, Juni 2011* #Kampus


Makin ke sini, suasananya semakin sepi. Semakin tergilas dalam arus antara ego dan kepekihuwan ku. Aku hanya bisa bernafas di dalam atmosfer ku sendiri, sendiri. Berbeda drastis dengan dulu, menghela dan manariknya sendiri, senada walau tak begitu beraturan. –aku kehilangan-

Sekejap, semua hiruk pikuk yang dulu menemaniku setahun lebih lelap dalam mimpi-mimpi ku. Nyaris, tak menyisahkan ”rasa” lagi. Jika tidak karena Dia. Mungkin sifat manusiawiku telah lama berlarian, tak peduli lagi dengan situasi kini. Entah, mungkin aku sedang terjebak dalam kesendirian ku. Melawan pikir-pikiran ”konyol” itu sendiri. Bahkan di arus terderas ini, tak ada tangan-tangan lembut yang menggapaiku seperti duli.

-Bimbang-. Lebih tepatnya itu yang membayangi langkah lunglai ini. Aku tidak galau, hanya bimbang. Lantas, apa bedanya? #deg.
Makin ke sini, rasa bersalah ini makin menghujat berlebihan. Semua serasa berjalan dengan abnormal. Ternyata bisa jadi hal-hal yang dulunya mmebuatmu menangis berulangkali, akan kau rindukan -sangat-. Bisa jadi, hal-hal yang dulunya begitu mengerikan, menjadi sisi tersendiri yang lekat dalam otak tengahmu.

Ah, apa ini. Apa virus ini telah berinokulasi melebihi ambang batasnya. Atau aku saja yang tak mau memulai untuk membasmi mereka, menghabisi total. Ini bagaikan jamur akar putih pada karet, yang begitu cepat dan dahsyatnya menyerang bagian vital tubuh ini. Habis daya, energipun tak ada.


Ternyata, aku rindu. Rindu taushiyah-taushiyah itu, baik kirimanku maupun orang lain. Sebegitu lama, aku tak pernah menjarkom lagi. Mengundang maupun diundang. Ah, ternyata aku merindu saat-saat dimana aku harus memaksa menahan tangisku, terlihat kuat walau hati teriris sembilu. Namun sekarang justru sebaliknya, aku tak jauh lebih kuat dari dulu. Justru teguran-teguran itulah yang dulu menguatkanku. Namun sekarang, semua hilang. Sekerjap saja. Tak butuh waktu lama. Aku justru makin lemah, tanpa teguran-teguran itu. Seperti mengalir tanpa tujuan, seperti bernafas tanpa jedah. Ya, sesuka ku saja. Rindu paksaa-paksaan lembut itu, rindu wajah-wajah kecewa mereka. Apakah memang bukan saatnya lagi?? Aku rindu mbak2 terbaikku, rindu adik2 hebatku, dan rindu saudara2 seimanku.

Ukhuwah itu memang masalah feel, masalah hati. Tak akan berguna jika ia hanya sebatas kata tanpa makna, tanpa rasa. Karena ukhwuh tidak abu-abu. Ia terkadang putih, atau berdegradasi menjadi warna-warni. Dan sungguh, aku rindu saat-saat itu.
Ia tak palsu, karena ia nyata dan fakta. Ia terkadang menjadi angin, yang tak bisa kau lihat tapi bisa kau rasa. Ia terkadang menjadi api, yang hangat menggelora. Ia juga air, yang bermanfaat lagi menyegarkan. Bahkan. Ia lebih indah dari pelangi yang hanya hadir sekejap itu.

"ternyata, rindu itu seperti ini. tak cekung, tidak juga datara. tapi tak ubahnya seperti lingkaran, yang tak memiliki sudut untuk menghentikannya. terus dan terus berjalan"

*memoar, Juni 2011*

4 komentar:

  1. kala kita rindu akan ilmu2 Nya,,maka segeralah mencari lagi liqo2 atau tempat kita bisa mendapat lg ilmuNya..
    Ukhuwah itu sngat indah,,aku juga jadi rindu masa2 aku di rohis SMA..-__-

    kalu berkenan mampir kesini ya EPICENTRUM

    BalasHapus
  2. yupz sepakat mas, karena ukhuwah itu bkn sekedar basa-basi. jadi ketika ia sudah hadir, selalu ngangeni..
    Seblmnya syukron kunjungannya mas, anak pertanian ya? slm kenal..
    ya sdh brkunjung koq. blognya bagus.. :)

    BalasHapus
  3. Aku suka larikan bahasanya. Indah. Elok. Dan, aku pun tidak kalah sukanya dgn pesan utama postingan di atas: UKHUWAH secara tulus luar dalam. salam ukhuwah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga bisa memberi manfaat. Salam ukhuwah dan salam kenal mas.
      Jazakallah sudah mampir.. ^_^

      Hapus

Air, Embun, Bintang, Langit, Pelangi

Menghargai hidup, itu artinya menghargai apa2 yang Allah berikan kepada kita. Kesusahan, kesenangan..
adalah bagian agar hidup menjadi lebih hidup.
seperti air yang bermanfaat..
seperti embun yang bening menggeliat
seperti bintang yang rela menunggu jutaan tahun untuk memancaarkan sinaarnya..
seperti langit yang biru berkisah..
seperti pelangi yang tak sempurna bulatnya..

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!
Semoga bermanfaat.

Label

Powered By Blogger