Selasa, 15 Mei 2012

Dakwah Ini Tak memandang Posisi


Aku terbangun dalam tidur lelapku, lalu tercekat akibat mimpi-mimpiku yang dulu yang nyaris lenyap dalam lelap. Ah, mimpi itu tak selamanya bunga tidur. Setiap orang haruslah bermimpi, karena “kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebaikan yang terorganisir”. Kita harus berencana, kita harus punya mimpi dan keinginan. “kita merencanakan, untuk menyesuaikan diri dengan rencana Allah –Hilmi Aminudin-“
Di sebuah kesejukan.. 
Aku menatapnya lekat, orang yang menjadi orang tua kedua untukku. Kata-katanya menyeruak dalam hati, seperti aroma khas yang aku suka di setiap pagi. Dan kerontang itu pun lembab, layaknya batu cadas yang di tetesi air secara rutin, ia akan hancur karena kerutinan, kelembutan, dan kesungguhan. Ia dengan tegas dan lugas berkata “Dakwah itu ibarat kereta api. Kita masuk atau tidak, kereta itu akan tetap berjalan. Jika kita memilih ikut kita akan ikut dalam perjalanan, namun jika kita memilih tinggal kita akan jauh tertinggal, ataupun jika kita memilih untuk berhenti ditengah jalan, maka hanya sampai dijalan itulah perjalanan kita”.
Tak banyak yang mengikuti, yang mengikuti pun tak semuanya mengerti, yang mengerti pun tak semuanya paham, yang paham pun tak semuanya Bertahan. Seperti kata bang Fahri Hamzah “Tantangan zaman yg paling penting atau berat adalah diri kita sendiri, coba tanyakan pada diri kita. Kita ini masalah atau solusi??”  Sering kali kita berlagak, sok. Merasa telah memberikan banyak hal untuk dakwah ini, tapi pada kenyataannya.. apa yang kita berikan tak ubahnya “syahwat” semata, nafsu akan kepentinga-kepentingan pribadi kita. Jangan sampai, kitalah yang dikatakan rasulullah sebagai “buih itu”, jangan sampai kita hanya orang-orang yang membuat barisan tambah panjang, bertepuk tambah ramai. Lakukanlah, apa yang bisa kau lakukan, dan cukuplah Allah yang membalas apa yang telah kita lakukan. Tak perlu banyak berharap pada manusia, karena manusia bukanlah tempat yang tepat untuk berharap.
Lalu seorang Ustadz dalam sebuah tasqif berkata “ ada atau tidaknya kamu, dakwah ini akan tetap berjalan. Karena Allah yang akan menjaga dakwah ini”. Pernah juga seorang Al akh berkata “Tujuan Dakwah itu apa? Allah. Maka satu hal, murnikanlah niatmu hanya karena Allah. !!!”. Apapun amanah kita, dimanapun kita diletakkan, tujuan kita Allah. Karena wajiha hanyalah sebuah Wasilah kita dalam menjalankan dakwah ini. Kita bekerja di wajiha memang perlu, namun tetap niatkan karena Allah. Jangan sampai wajiha membuat kita berpikir nafsi-nafsi, atau bahkan membuat kita "Kultus".
Lalu di sebuah pertemuan ada yang bertanya.. “aku ini siapa, kenapa aku yang terpilih.. aku ini siapa, ku rasa ada aku bisa santai-santai saja. Toh mereka-mereka jua yang mmebuat sistem, dan menjalankan sistem tersebut”. Akan tetapi ikhwah... ”Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian, akan tetapi Dia memandang hati dan aktivitas kalian”. Tak perlu menunggu menjadi orang penting, untuk melakukan hal yang penting. Karena yang terpenting adalah niat kita dalam melakukannya...(Mj 2012). Jabatan tinggi jangan menjadikan kita GR, merasa itu tandanya kita lebih baik dari orang lain, karena kata seorang kakak ”Siapa tahu, justru yang kerjanya hanya mengantarkan surat atau membuat surat, dia yang akan masuk syurga terlebih dahulu darimu, karena dia Ikhlas melakukannya. Bukan karena posisi atau jabatan”..
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan [At-Taubah : 105].
Namun ikhwah, ketika kau diberi amanah yang bersifat amniah. Belajarlah dari seorang Hudzaifah, orang kepercayaan Rasulullah SAW, yang selalu pandai menjaga rahasia-rahasia Rasul. Salah satu hal yang menjadikan kemenangan pada perang Khandaq (parit) adalah ”terpercayanya” seorang Hudzaifah. Kita harus bisa membedakan, mana informasi yang harus disembunyikan dan mana yang bisa disampaikan.
-SEMANGAT BERMANFAAT-

2 komentar:

  1. siapapu punya kewajiban berdakwah..
    jangan takut mngunggkapkan kebenaran,,kan Rosulullah bilang sampaikanlah walau hanya satu ayat..^_^

    monggo mampir ke EPICENTRUM

    BalasHapus

Air, Embun, Bintang, Langit, Pelangi

Menghargai hidup, itu artinya menghargai apa2 yang Allah berikan kepada kita. Kesusahan, kesenangan..
adalah bagian agar hidup menjadi lebih hidup.
seperti air yang bermanfaat..
seperti embun yang bening menggeliat
seperti bintang yang rela menunggu jutaan tahun untuk memancaarkan sinaarnya..
seperti langit yang biru berkisah..
seperti pelangi yang tak sempurna bulatnya..

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!
Semoga bermanfaat.

Label

Powered By Blogger