Kau dibicarakan dimana-mana,
atmosfermu seolah menyentuh setiap senti “lingkungan” ini. Entah kau begitu
menarik untuk dibicarakan atau memang semua sekedar ilusi yang harus menggenapi
sejenak jejakmu. Aku masih ingat, memori kebersamaan yang hangat dan akrab. Aku
juga mencintaimu, sama cintanya mereka kepadamu. Hanya saja mungkin caraku
mencintaimu sedikit berbeda. Bahasa cinta setiap orang memang tak bisa disamakan.
Saat aku mencoba merangkaikanmu
dalam majas kediamanku, mereka tengah bising meneriakkan kata-kata cinta padamu. Tapi aku lebih memilih
mencintaimu dalam diam. Diam bukan berarti pasif. Hanya saja perbekalanku untuk
mengarmadakan segenap cintaku belum utuh, tak seutuh mereka.
Tapi yang begitu menggelitikku,
kini atmosfermu dihirup oleh setiap orang yang ada di “lingkungan” ini. Ah,
mungkin kau terlalu menarik. Semenariknya ketika aku diam-diam mencintamu.
Namamu yang gagah seperti menerobos dinding terselubung dari hatiku, bahkan kau
begitu menyejarah. Oh iya, jika kau ingin tahu tak hanya di “lingkungan” ini
kau hangat diperbincangkan, tapi juga di lingkungan yang berbentuk itu, begitu
mengangkasanya namamu. Tapi sayangnya, yang mereka bicarakan bukan kebaikan
atau namamu yang menyejarah. Tapi
ilusi-ilusi yang mereka lihat dari sekerjap pandangan mereka. Mereka
seolah menilaimu utuh, padahal mereka belum mengenalmu sebanyak itu. Seperti
aku pada awalnya..
Aku sebenarnya sakit, juga seperti yang dirasakan mereka yang mencintaimu. Aku
juga merasakan sesak, seperti tak bisa lagi menghirup aroma sedap darimu.
Karena aku juga bagian darimu, karena aku juga terlahir darimu. Sekalipun cinta
ini tetap diam. Aku tahu persis, namamu tak seburuk apa yang mereka
perbincangkan. Aku tahu persis, orang-orang yang mencintaimu sebelumnya melahirkanmu
untuk visi yang sama. Namun terkadang, setiap massa tak pernah bisa disamakan.
Adakalanya semua mengalami penyesuaian-penyesuaian, tapi tetap saja bagiku kau
tetap yang dulu. Hanya mereka-mereka saja yang mungkin berbeda cara
memperlakukanmu sehingga orang-orang menilaimu berlebihan. Sungguh ketika orang-orang
menjelekkanmu, ada gemuruh di hati ini, aku hanya ingin bilang ”Tak semua”, tak
semua yang mereka katakan itu benar dan tak tak semua yang mencintaimu itu
memperlakukanmu seperti itu. Kau tetap yang dulu, menjadi bagian dariku dan
menempatkanmu pada posisi yang berbeda. Walau mungkin kebanyakan orang
menghardikmu, aku akan tetap mencintaimu walau dengan cara yang berbeda.
Keren..Subhanallah...multi suka blogmu ukh.. tetap berkarya dalam tulisan:)
BalasHapussering2 mampir klo begitu.. :p
Hapusbebas pulsa koq..hehe