Setelah melenyapkan segala gundah, dan mungkin juga aku cendrung
menonjolkan egoku akhir-akhir ini. Akhirnya aku putuskan membiarkan semua itu
dalam diam. Aku harus tetap pergi. Maaf-maaf saja jika ada yang terdzhalimi,
sungguh aku tak bermaksud untuk itu. Namun rasanya diam adalah cara terbaik
untuk kita berkomunikasi. Ia diam. Hanya itu pilihannya. Huuhhhaahhh..
sudah-sudah.. cukup cukup. Jangan bahas ini!!
Tapi semua nyantol di memori otak yang tak seberapa ini.. sungguh dahsyat
mengganggunya.. -_-”
Minggu, 8 April 2012
Aku bersiap, bergegas menyusun semua perlengkapan yang harus ku bawa menuju
#labirin ku. Sampe-sampe sesak sudah tas ini, haaahh.. sungguh terlalu.
Emangnya mau berapa hari perginya neng? Gak tau.. jawab ku dalam hati. Galau
sendiri jadinya. Bahkan
tempat ku akan menginjakkan kakipun hanya ada dalam bias yang kias. Iya, aku bahkan tak pernah mampu
menggambarkannya utuh dalam nyata. Sudah terlalu lama aku menanti detik-detik
ini. Perjalanan hebat menuju #labirin ku. Perjalanan dari titik awal pencerahan
penelitianku. Aku terdiam, lagi.
Setelah memasukkan semua yang harus ku bawa, rasa mantap itu terus
menyerang. Mantap untuk.. aku pergi.. pergi sebentar saja. Agar kau tak lagi
terabaikan. Agar kau tak lagi. aku merindumu.. hahh.
Semua beres. Setelah melengkapinya dengan ke sana ke mari mencari alamat
palsu *lhooo??
Aku siap berangkat, menyambut esokku dengan berlapang hati akan apa yang
aku hadapi. Tidurku lebih lelap dan lebih cepat malam ini. Karena aku harus
bergegas. Besok jam 08.00 WIB sudah harus ada di perusahaan yang akan mengiring
kami penelitian.
Oke okta, ayo singsingkan lengan bajumu. Siap?? Siap...!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar