Sedikit tertegun ketika mendengar
cerita guru ngaji saya kecil, dulu. Walau mungkin sudah banyak dari teman2 yang pernah n bahkan sering
mendengar masalah ini.
Tapi, Cuma ingin share lagi. Siapa tahu ada yang belum tahu sama
sekali.
PERADABAN
YANG HILANG- judulnya
saja sampai di ketik segitu besarnya, maunya teman2 pembaca jadi lebih
berpikir, apa, siapa, bagaimana, dll??
Ok, next disadur dari artikel di bawah ini kita baca Sesuatu’ yang
menjanggal *hikmah perang salib*.
Netsains.com - Adalah satu
realita pahit yang harus kita telan bahwa penguasa ilmu dan peradaban pada saat
ini adalah Barat, sedangkan umat Islam pada saat ini hanya menjadi peran
pembantu. Seperti yang kita tahu, awal mula berkuasanya Barat adalah saat
bangkitnya mereka dari the Dark Ages menuju Renaissance yang berawal dari
Italia dan menyebar ke seluruh Eropa.
Menurut Drs.Burhanuddin Salam, M.M, dalam bukunya
Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi halaman 150, periode Renaissace ini dimulai
sejak abad ke-12, ketika Gerrard Van Cremona menyalin kembali filsafat Yunani
dari umat Islam atau hasil kebudayaan Islam, seperti Canon of Medicine di
bidang kedokteran hasil karya Ibnu Sina atau yang di Barat lebih dikenal dengan
Avicenna. Pekerjaan penerjemahan ini terus berlangsung terus pada abad 13 dan
abad 14. Sejak itu ratusan bahkan ribuan buku umat Islam pun diterjemahkan lalu
dipelajari oleh para mahasiswa Barat hingga Renaissance pun muncul.
Sayangnya, Barat telah bersikap tidak jujur
kepada diri sendiri tentang sumber-sumber peradaban modern dari dunia modern
yang dibangunnya. Barat hanya mengakui agama Kristen, warisan Yunani-Romawi,
dan kebudayaan tradisionalnya saja. Barat tidak mengakui peradaban Islam
sebagai salah satu sumber pemicu kebangkitannya. Ada missing link di antara masa Yunani-Romawi
dan Renaissance.
Ada
sejarah yang hilang. Memang, pada saat itu Barat tengah memasuki masa yang kita
sebut the Dark Ages di mana Barat memasuki masa keterbelakangan yang amat
parah. Namun, masa keterbelakangan itu adalah satu petunjuk samar bahwa di
belahan dunia lain tentu ada peradaban yang telah berhasil merebut dominasi
Yunani-Romawi. Peradaban itu adalah peradaban Islam.
Salah satu sebab mengapa karya-karya umat muslim
bisa diterjemahkan oleh orang Barat, itu karena kedua peradaban itu saling
berinteraksi. Dan salah satu momen
emas untuk kedua peradaban itu saling berinteraksi adalah Perang Salib. Para
sejarawan telah mengakui dengan gamblang bahwa Perang Salib telah membuka mata
bangsa Barat akan ilmu pengetahuan dan peradaban yang lebih tinggi.
Sayangnya,
pembahasan mengenai bagaimana proses transfer ilmu dan peradaban dari umat
Islam menuju Barat sangat minim. Di artikel ini, penulis akan berusaha
menyajikan secara singkat bagaimana proses itu terjadi.
Interaksi Kaum Muslin dan Kaum Frank di Bidang Ilmu
Sumber-sumber
Islam menuturkan bahwa para pemimpin tentara Salib berusaha keras belajar
bahasa Arab. Richard the Lion Heart sendiri mempelajari bahasa Arab
(Hillenbrand, 2007: 411). Selain itu, ketika dipenjara, Raymond dari Tripoli
pun berusaha keras belajar bahasa Arab.
Tampaknya
tujuan awal mereka adalah untuk mempertahankan hidup mereka di negeri kaum
Muslim. Yang ironis, mayoritas kaum Muslim enggan belajar bahasa kaum Frank
yang notabene terdiri dari beberapa bahasa Eropa seperti bahasa Inggris,
Prancis, dan Jerman (Hillenbrand, 2007: 409). Sikap ini juga terlihat dari
sikap para sejarawan Muslim pada masa itu yang tidak menganggap belajar bahasa
kaum Frank adalah hal yang penting. Tampaknya sikap itu muncul karena kaum
Muslim merasa bahwa tingkat pendidikan dan peradabannya lebih hebat dibanding
kaum Frank.
Seorang
tentara Salib pernah menawarkan kepada Usamah agar putranya belajar seni
militer di Eropa. Namun, Usamah menolak. Dia malah berkata bahwa seorang yang
benar-benar terpelajar tidak akan menyesal menolak tawaran belajar ke Eropa
itu.
Dalam
bidang kedokteran, jelas kaum Muslim jauh lebih unggul. Para dokter Muslim ahli
dalam mendiagnosis luka, menyembuhkan penyakit, bedah-membedah, menjahit luka,
membalut luka, makanan, transfusi darah, dan lain-lain. Sementara itu, tingkat
keahlian dokter kaum Frank jauh tertinggal.
Masih
ada beberapa kisah lain yang membuktikan bahwa peradaban medis Islam sudah
cukup maju di zaman itu. Apa saja? Bersambung ke bagian kedua tulisan ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Hillenbrand, Carole. Perang Salib; Sudut Pandang Islam. Jakarta: Serambi, 2007.
Salam, Burhanuddin. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga; Panduan Menuntut Ilmu. Bogor: Pustaka At-Taqwa, 2007.
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press, 2004.
Hillenbrand, Carole. Perang Salib; Sudut Pandang Islam. Jakarta: Serambi, 2007.
Salam, Burhanuddin. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga; Panduan Menuntut Ilmu. Bogor: Pustaka At-Taqwa, 2007.
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press, 2004.
Sudah baca artikel di atas dengan cermat bukan, nah miris sekali kalo kita
reka ulang. Bagimana piciknya mereka melenyapkan *peradaban* yang Luar biasa
dari sejarah Islam.
Sebenarnya saya mau buka2an sedikit ni tentang mereka. Cuma karena waktunya
kurang Klop. Nanti dibahas lagi ya.
Hadeehhh.. kenapa jadi hobbi menCut sesuatu ya saya ini. Alasannya.. karena
sudah lewat jam malam. Nanti kurang ahsan dan takutnya zhalim ke diri saya..
ciiaatttt.. sabar menanti next Sesion ya.
EdisiI *mendalami Peran*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar