Ini
menjadi hobi kami akhir2 ini. Menyusuri jalan beraspal, kala senja sudah
menampakkan wujudnya. Bercerita, berbagi. Tentang diri, tentang kita, tentang ummat (hmm agak
Berat). Tentang perkembangan dakwah kampus di fakultas. Ya seperti itulah. Tapi
aku suka. Suka melihat semangat yang terpancar dari mata2 kalian.
Tapi sebenarnya yang ingin dibahas kali ini bukan
tentang itu, ini tentang ukhuwah kita. Yang beranjak.. melesat sampai ke
ArsyNya.
Disetiap senja kita berbagi tawa. Melangkah beriringan
menyusuri sepinya altar kampus. Ya diary kampus. Memang indah saudariku,
berbagi pundak, mengatur helaan antara menarik dan menghembuskan, menyusuri
Jalan cinta Para pejuang (ye ye ye..asyiiik).
Ini tentang kata-katamu di akhir obrolan diangkot kuning (meching banget
sama almamater yang kau sampirkan di tas). Ya waktu itu, ba’da pelantikan
untuk kerja di kantor baru kita.
Kau bicara tentang masing-masing. Walau kau bicara dengan nada yang
agak terjeda (emang itu gaya bicaramu ya) hihi.. no problemo. Tapi aku selalu
setia #nyimak koq. Aku kan tipikal pendengar yang baik..he..
Tentang
masing-masing..
Kau bilang “Nanti kalo kita sibuk masing-masing…”
Ku jawab ”jangan pernah menjadi pribadi yang masing-masing..”
”nanti kalo sibuk masing-masing...”
”Jangan lupakan persahabatan kita yang tak masing-masing..”
”Nanti kalo kita sibuk masing-masing, jangan sampe lupa untuk kumpul-kumpul
ye” akhirnya. Kau lanjutkan kata-kata itu. Xixiix.. duasaarrrr bebeb..
Iya..bebeb, tak akan.. Insyaallah.. ^_^
Meski kita punya hidup masing-masing, lantas bukan berarti dalam hidup ini
kita menjadi orang yang masing-masing. Loe Loe, gue gue!!.
Manusia sebagai makhluk sosial, tak akan pernah bisa berlepas diri dari
berinteraksi dengan yang lainnya. Bahkan orang yang tinggal dipedalaman sekalipun,
selalu menjunjung tinggi yang namanya ”kebersamaan”. Sekalipun yang mereka anut
hukum rimba, tak melepas diri mereka dari fitrah mereka sebagai makhluk sosial
untuk saling mendampingi.
Kita memang punya amal masing-masing, dosa masing-masing..
Tetapi tak bisa dielakkan, dalam dakwah ini. Allah tentunya mengutamakan ”Amal
Jamai” untuk kita kerjakan. Bukan apa-apa, manusia memang tak ada yang sempurna kan.
Seperti bahasan sebelumnya.. Dan ketidaksempurnaan seseorang, mampu ditutupi
dengan kelebihan yang dimiliki oleh saudara/inya yang lain. Itu Saklak. Tak
bisa diganggu gugat.
Coba pikir, Kenapa harus ada syuro’ dulu sebelum
agenda-agenda yang akan kita lakukan? Ya jelas, karenatentu akan sulit bagi
kita untuk merampungkan semuanya dengan pikiran dan tenaga kita sendiri. Ini
gak maksud menunjukkan saya orang yang hobby syuro’ ya.. xixiix :D
Tentang
masing-masing..
Meski langkah kita terkadang masing-masing..
Tapi tujuan kita satu. Allah Azza wa Jallah.
Berbeda frame dan cara berpikir kita yang cendrung
masing-masing. Tidak lantas membuat kita membuat sekat-sekat dengan yang
lainnya. Dalam jam’ah ini.. tentu terdiri dari banyak orang. Dan banyaknya
orang berarti banyak juga pikiran-pikirannya.
Tentang
masing-masing..
Yah gara2 kata-kata ini, jadi terinpirasi buat puisi. Melankolis lagi dech.
Ayo salah siapa coba??? Tanggung jawab kamu ya beb, yang ngasih inspirasi..
xixiix
Kita ditempa masing-masing..
Dengan cara masing-masing..
tapi di sini,
kita menyisihkan masing-masing
menjadi pribadi ”asing”
yang tidak masing-masing
saat fajar menyingsing..
kita berjalan masing-masing
tapi langkah kita
tak akan masing-masing
saat hati diasing
kau datang dengan satu cahaya
berikan segurat hal penting
kita tak bisa masing-masing
saat lemah mengasing
kau bawakan tamparan mesra
menyambutku dengan tiba-tiba
rebahkan lelah-lelah kita
ukhuwah yang jingga
rindu yang nila
tangis yang putih
namun tetap saja
kita di sini bersama
di langit biru ”kita”
merentas mimpi
disejumput awan yang tak kosong
aku, kau, kalian..
mengasing
terasing
tidak untuk masing-masing
tapi SATU
LILLAH, FILLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar