Pernah dengar kata-kata gombal
ini, “aku mencintaimu seujung kuku, meski terlihat kecil. Tapi ia tumbuh secara
rutin..” #tsahhh.. gembel.com banget -_-
Sebenernya sih benar, terkadang
kita berniat menyukai seseorang hanya sebatas “seujung kuku” saja. Namun,
ternyata ketika kita memotongnya. Ia lagi dan lagi tumbuh tak dipotong juga
makin tumbuh. Lantas? Harus bagaimana..
Perasaan suka, kagum, atau bahkan
cinta merupakan hal yang wajar, manusiawi, ataupun fitrah, dan itu juga menunjukkan
kalo kamu normal. Tul gak? Ya iyalah..
Sudah tejadi sejak dahulu kala,
sejak Zaman Nabi Adam As dan Siti hawa. Nabi Adam yang kala itu hanya
diicptakan sendirian merasa kesepian, lantas diberikan seorang teman oleh
Allah, yang diciptakan Allah dari tulung rusuk bagian kiri yang paling atas.
Begitu pula dengan kita, yang
hanya manusia biasa.. bukan Nabi ataupun Rasul. Tentu sudah menjadi fitrah bagi
kita ketika merasakan hal yang kadang buat “dag dig dug”.
Seseorang yang tiba-tiba hadir
dalam hidup kita, dengan menawarkan ribuan kebaikan dalam dirinya. Bahkan
terkadang, saat kita sedih gulana, dia bisa menjadi tempat kita “bercurhat
ria”. Bagimana tidak, gayung bersambut.. pulau demi pulai harapan bertaut, dan
akhirnya cinta bersaut-sautan.
Seperti ketika itu, saya
mengharapkan dan meminta Allah menghadirkan sosok yang dapat menenangkan saya
yang benar-benar berada dalam masalah besar. Orang itu benar-benar hadir dengan
segala kebaikannya. Pada awalnya, semua terjadi sewajarnya.. namun makin dalam
menyelami lautan, semakin indah dan takjub. Wah curcuol inii..
STOP it!! Itu masa lalu. Tapi
tetap saja ngefek sama masa depan kan??
#right??
Kalo kata Ustadz, ketika kita
pernah ada some problem terkait masalah hati sama seseorang, nantinya ketika
kita menikah kita akan menyesal sendiri.
Allahu.. Ampuni kelalaian ini..
:’((
Hati-hati, ketika fitrah itu
berubah menjadi fitnah. Nahlonahlo.. bukan nano-nano yakk.. >_< #ups
Ngeri kali.. ketika mendengar desas desus kasus masalah fitrah
ini.
Awalnya temen, jadi demen..
Awalnya patrner kerja, tau-tau.. #deg
Siapa yang tau, ada ”hati” dibalik interaksi. Maka dari itu pula Allah
meminta kepada kaum hawa untuk menjaga dirinya, mulai dari sikap, tutur kata,
dan tentunya penampilan.
Sedang kepada kaum adam dan hawa juga, diminta untuk menjaga pandangannya.
Tapi pada kenyataannya, cinta tak hanya datang lewat pandangan lho.. karena ada
juga cinta yang besemi lewat suara. Aduh gimana ceritanya ya??
Iya, ternyata suara juga bisa menghembuskan nafsu #Astagfirullah
Intinya, kalo jatuh cinta jangan nanggung2. Gimana tu?
1- Cintai seseorang yang emang layak buat
dicintai. Gak bicara fisik ya
ini. Maksudnya layak dicintai dari sisi agama. Gak ada agama kita minta kita
mencintai “pacar” kita, yang ada itu istri/suami. ;) so, dari pada cintamu
nanggung-nanggung, mending nikah ájalah.. yukk marii.. jangan di pending..
*tsahhhh* ~belomsiap….~
2- Kalo belum siap nikah, artinya belum siap
juga untuk mencintai dung. ;)
3- Oke? Jadi Intinya? “Cinta itu sakral, maka
cintai orang setelah melalui hal yang sakral. Saat si dia mengucapkan “saya
terima nikahnya…..” #dug
4- Nikah itu katanya bukan masalah materi,
tapi masalah Nyali!! #ups
5- Segerakanlah meraih cinta yang halal itu..
*lalalalala,bernyanyi tanpa dosa* :p
~ngemeng2 yang nulis udah siap belon??~ -_____-”
Bukankah dari sejurus mata ia menangkap bening,
lalu dari sanalah setan berkelana mengekang alam pikir. Pikir.. pikir… dan
pikir lagi.
Setelahnya, ada jutaan bayang yang melanglang
buana.. mencari titik terlemahnya..
Ia lah hati yang begitu lembut namun mudah
mengeras.
Ia lah hati, yang bening namun mudah terkotori.
Ia lah.. muaranya kata CINTA.
Entah hanya kata sekedar kata, atau kata penuh
penafsir..
Kau dibuatnya resah mendua
Kau dibuatnya gundah tiada ujungnya..
Mencari definisi yang abstrak dalam maya
Itulah, jatuh cinta..
Menyakitkan.
Namun menyenangkan..
Seolah berisinya kopong
Seolah berdirinya kokoh menopang..
Itulah, jatuh cinta..
Mudah.
Tinggal kau jatuhkan saja hatimu pada seseorang
Lalu sakitnya rasa jatuh dibuat menyenangkan
Kala kedua retina lengkap menangkap hadirnya
Itulah ia...
Jatuh cinta
"Berhati-hatilah dengan hati, karena hati terkadang tidak hati-hati, sehingga ia mudah sekali jatuh hati ke dalam hati, hati..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar