Tiba-tiba aku ingin bercerita tentangmu, kenapa?ada apa? Entah. Telah sama-sama jauh kita melangkah, mengasingkan diri kita masing-masing, meluapkan cahayamu jauh ke angkasa, atau meniadakan gugusan yang telah tersusun. Ingin aku melupa, tapi tak bisa. Ingin aku mendua, itu terlebih lagi tak bisa.
Kau hadir dalam
gelap dan pekat, menebarkan satu cahaya. Satu cahaya yang cukup buatku takjub.
Walau nyatanya, kau belum hadir dalam figura nyata. Tapi sungguh, di sekerjap
mata memandang. Aku tak bisa menyembunyikan pesonamu. Sungguh. Meski aku terpaksa menghindarkan hati ini
untuk tidak menghadirkannya di sekitarmu. Namun kau berulangkali harus
membuatku, takjub. -terdiam-
Bersamaan dengan penyusunan kata dalam #LPJ ku ini. Nyatanya kau mampu
mengalihkannya buat mu, BINTANG. Aku sungguh sulit untuk menggambarkan, betapa
dalam kondisi sepelik ini aku masih mencari-cari luang untuk sekedar mengingat
bagimana cahayamu kemarin. Cahyamu kemarin, yang tergenang dalam memori khusus
dalam otakku.
Sungguh, hampir genap 5 tahun keberadaanmu nyata menjadi efek jera bagiku.
Jera akan pikatnya cahayamu kemarin. Aku jera mempercayaimu benderang dalam
hatiku. Namun lebih jera membiarkanmu hilang di balik benderangnya siang.
Harus bercerita apa? Tentang titah langit yang belum sampai pada
peraduannya? Atau tentang merpati putih yang masih setia mengantarkan
surat-surat diam kita. Ingin bercerita apa? Banyak hal tentangmu yang nyatanya
membuatku menggulana dalam ceria.
Hari ini, malam ini. Lagi-lagi kau memfigura batin terpojokku untuk kembali
memutar ingatan..........
>>>>>>>>>>>>>>>>>loading<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
Kala itu, tak
jelas rasanya awal mula dari pertemuan dua titik ini, kau dan aku. Antara cahaya dan kegelapan. Kau selalu
mengangkasa, sedang aku selalu berada dikerendahan. Kita berbeda, jauh berbeda.
Kita terpisah oleh ribuan
tembok yang menjadikan jalan pertemuan kita tak ubah seperti labirin. Tapi apa
daya, kita tetap satu dan akan bersatu di saat nanti. Saat yang telah
diguratkanNya... Kita sama-sama tunggui saja saat itu, di saat cahayamu
menerangi gelapku, saat mendung sekalipun.
Bintang, cahayamu
itu biarlah tetap diam dalam ribuan makna. Makna yang hanya aku dan kau yang
Tahu, dan Dia tentunya.
”Bintang malam
sampaikan padanya, aku ingin melukis sinarmu di hatinya..” :)
@Mejarumpi :sebelum suksesi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar