Selasa, 28 Februari 2012

Tag #berantai Dua Belas


Sebenarnya sudah sempat kebaca tentang Tag berantai ini. Tapi CCDT ajo.. takut2 kebagian jatah, eh ternyata dapat juga #Glekk.
Karena maksud dari tag berantainya udah dijelasin, saya yang Polos ini gak usah jelasin lagi kali ya. Oke, sebelum menjawabnya saya #perasKeringat di jidad dulu ya. Maklum rada gugup ngetiknya :p. Sambil nunggu loading..

   >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>loading<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

 1. Deskripsikan diri Anda dalam 12 kata aja !
1. Muslimah
2. Pendiem (banyak yang dak setuju)
3. Mellowers
4. Writer ( #mupeng)
5. Detektif
6. Puiters
7. Back-paker
8. Kreatif
9. Susah-ditebak
10. Humoris
11. Pendengar
12. Realistis
2. Sebutkan 12 hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru dalam mendidik karakter Anak Bangsa !

1. Jadi Murabbi ala Rasul
2. Memulai belajar dengan ”Basmallah”.. menutupnya dengan ”Hamdllah”..
3. Pas ngajar, jangan monoton materi mulu. Sesekali kasih games2 tau lagu2 yang membuatnya ”Takjub”!
4. Kalo guru bilang A pada anak didiknya, itu artinya gurunya juga sudah ngelakuain si ”A” itu. Kaburamaktan indallahi..(Ash Shaff: 2) ^_^
5.  Mengajar itu bagian dari Syiar kan? Dan saya ini anak Syi’ar. So,, Pokoke 6 S: Syi’ar Sebar Senyum Sapa Salam Santun, Shaleh n Shalehah. *lohloh..
6. Jadi guru yang Gak usah maksa, naturally..
7. Sesekali atau seringkali, Adakan praktek terkait apa yang diajarkan. Misal dengan lomba, event, atau apalah. Sehingga dia gak Cuma 3D: Duduk, Dateng, Diem, di Kelasnya. Tapi ada interaktif dengan gurunya.
8. Kan yang ditanya nak bangsa, so ajarkan dulu dia cinta ama bangsanya. Biar dia mikir, gimana caranya buat bangsa Indonesia ini ...Bersih, Peduli, Profesional... #Cacamm..
9. Sesekali jadi detektif atau sosiolog bagi anak2, buat mendalami karákter dan hal-hal misterius dari seorang anak. #sereemmm ahh.. ha..
10. Persiapkan Fikriyah, rukhiyah, dan jasadilla sebeloon mengajar. ;)
11. Walaupun kualitas karet di Indonesai itu Super. (cihuuui kluar Pertaniannyo), biasakan menjadi guru yang disiplin waktu. Kecuali untuk hal-hal yang syar’i dan bisa ditoreri. *Hmmm..
12. Adakalanya, kita harus menjadi bagian dari mereka. So jadi jadi guru yang tidak menggurui. #nah cakmanolah itu? *pikirSendiriyakkk* ;p

Wuuuiwww... tau aja neng, saya suka anak2. walaupun belum jaadi umi2.. ehehe. Oke, coba dijawab dengan semangat mengepull ini. :D

3. Sebutkan 12 cara persuasif untuk menanamkan pendidikan islami kepada anak !
1. Jadi ummi yang rajin tilawahnya, rajin juga hafalan Al qur’annya, dan itu di mulai sejak bayi dalam kandungan. Biar si bayi terbiasa denger lantunan Al qur’an sejak dalam rahim.
2. Dari kecil diajarin baca do’a sehari-hari. Biar pakemm..
3. Carikan teman bermain yang sekiranya berakhlak baik. Lihat dari ummi sama abi temennya juga.
4. Dongengkan cerita Islami, pas mau tidur atau di waktu senggang. Biar dia serap sejak kecil bagaimana islam itu.
5. Biasakan gunakan bahasa-bahasa positif baik saat marah ataupun tenang. Sehingga itu menjadi sugesti dia. Misal ni ya, pas dia nangis. Walaw si ummi lagi super kesel. bilang ”adek kan shaleh, anak shaleh gak boleh cengeng” xixixix.. *sokPengalaman*
6. Jadi Ummi yang shalehah N cari abi yang shaleh juga.. #loohh.. apainiapaini??
7. Kasih pendidikan formal yang banyak belajar agamanya dari kecil. Pas besarnya gak masalah pendidikannya di lingkup umum. Cuma tetep dengan wanti-wanti dari ortunya.
8. Saya ini belum jadi ummi sudah diminta yang kayak gini. Ini secara tidak langsung pemaksaan belajar jadi ummi. #padahalseneng. Ngasih pendidkannya jangan maksa atau ngoyo. Alon-alon asal kelakon. mendidik dengan natural, tidak dibuat-buat.
9. Biasakan melakukan apapun pada anak dimulai dengan basmallah, biar ada Allah yang selalu menyertai anak kita.
10. Buat rumah kita jadi ”Baiti Jannati”, bagi anak2 maupun suami. Sehingga dia betah di rumah, itu berarti kita akan mudah mengawasinya.
11. Contohkan perilaku-perilaku baik didepan anak kita. Ajarkan dia tentang cara mengambil hikmah dari sejak dini. Misal tentang, kenapa harus sedekah. Kenapa harus shalat, dll
12. Sekali-kali atau tiap pekan. Ajak anak kita tafakur #diangerti gak ya? Haa.. misal dengan piknik, kemah-kemah di alam terbuka, biar dia tau gimana kebesaran n keindahan ciptaan Allah itu. Bisa juga diajak natap bintang pas malem2 *anaksaya banget tu. #nanti. :P
*pengen Nambah satu point. Jadi Ummi yang Pinter maasak.. biar anaknya sama abinya juga makin betahh dirumah. Buat para akhwat, Nyoookk kaffa’ah masakk... ^_^

saya sebenarnya gak ”dong”, yang dimaksud persuasif ini. Tapi Cak cak tau be lah. Kwkkwk.. dan maafkanlah klo jawabannya menjurus apa yang dilakukan seorang ummi. Karena saya wanita jadinya menjurus ke sana.. :D

4. Pilih 12 blog lain yang belum mendapatkan tag #resolusi 12 ini !
Hadeehh.. kemana..kemana.. mencari 12 orang ini.. jadi untuk pertanyaan ke empat saya jawab dengan ”Hamdallah”.. ALHAMDULILLAHIRABBIL’ALAMIN. Selesai. CCDT lagi be ah, samo pertanyaan the last sesion ini.. kwkwk..

Doakan saya. Moga-moga bisa dapet point besar ya..
Aamiin Ya Allah..
^__________^ Salam Senyum 5 Cm!

5. Buat 5 pertanyaan untuk 12 blog pilihan Anda !
            1. Kenapa Anda memilih saya dalam permainan ini?
            2. Kenapa saya dipilih dalam permainan ini?
            3. Bagaimana saya bisa terpilih dalam permainan ini?
            4. Apakah saya terpilih dalam permainan ini?
            5. Siapa dalang permainan ini?

Permainan ini (red: Tag #berantai duabelas)

            Yahh.. sudah saya lakukan kesemuanya.. walopun agak mekso dikit. Takpelah. Yang penting dikasih point banyak-banyak and besar-besar dalam PERMAINAN ini. Haa.. Sambil #Menghela nafas panjang dan #Ngelap keringat di jidad lagi.. huuft... :D

Warning!!! Menulis bisa menyebabkan ketagihan. Tak percaya, silahkan coba. (Miftakhuljanah, 2012).

Minggu, 26 Februari 2012

Masing-Masing ^___^


Ini menjadi hobi kami akhir2 ini. Menyusuri jalan beraspal, kala senja sudah menampakkan wujudnya. Bercerita, berbagi. Tentang diri, tentang kita, tentang ummat (hmm agak Berat). Tentang perkembangan dakwah kampus di fakultas. Ya seperti itulah. Tapi aku suka. Suka melihat semangat yang terpancar dari mata2 kalian.
Tapi sebenarnya yang ingin dibahas kali ini bukan tentang itu, ini tentang ukhuwah kita. Yang beranjak.. melesat sampai ke ArsyNya.
Disetiap senja kita berbagi tawa. Melangkah beriringan menyusuri sepinya altar kampus. Ya diary kampus. Memang indah saudariku, berbagi pundak, mengatur helaan antara menarik dan menghembuskan, menyusuri Jalan cinta Para pejuang (ye ye ye..asyiiik).

Ini tentang kata-katamu di akhir obrolan diangkot kuning (meching banget sama almamater yang kau sampirkan di tas). Ya waktu itu, ba’da pelantikan untuk kerja di kantor baru kita.
Kau bicara tentang masing-masing. Walau kau bicara dengan nada yang agak terjeda (emang itu gaya bicaramu ya) hihi.. no problemo. Tapi aku selalu setia #nyimak koq. Aku kan tipikal pendengar yang baik..he..

Tentang masing-masing..
Kau bilang “Nanti kalo kita sibuk masing-masing…”
Ku jawab ”jangan pernah menjadi pribadi yang masing-masing..”
”nanti kalo sibuk masing-masing...”
”Jangan lupakan persahabatan kita yang tak masing-masing..”
”Nanti kalo kita sibuk masing-masing, jangan sampe lupa untuk kumpul-kumpul ye” akhirnya. Kau lanjutkan kata-kata itu. Xixiix.. duasaarrrr bebeb..

Iya..bebeb, tak akan.. Insyaallah.. ^_^
Meski kita punya hidup masing-masing, lantas bukan berarti dalam hidup ini kita menjadi orang yang masing-masing. Loe Loe, gue gue!!.
Manusia sebagai makhluk sosial, tak akan pernah bisa berlepas diri dari berinteraksi dengan yang lainnya. Bahkan orang yang tinggal dipedalaman sekalipun, selalu menjunjung tinggi yang namanya ”kebersamaan”. Sekalipun yang mereka anut hukum rimba, tak melepas diri mereka dari fitrah mereka sebagai makhluk sosial untuk saling mendampingi.

Kita memang punya amal masing-masing, dosa masing-masing..
Tetapi tak bisa dielakkan, dalam dakwah ini. Allah tentunya mengutamakan ”Amal Jamai” untuk kita kerjakan. Bukan apa-apa, manusia memang tak ada yang sempurna kan. Seperti bahasan sebelumnya.. Dan ketidaksempurnaan seseorang, mampu ditutupi dengan kelebihan yang dimiliki oleh saudara/inya yang lain. Itu Saklak. Tak bisa diganggu gugat.
Coba pikir, Kenapa harus ada syuro’ dulu sebelum agenda-agenda yang akan kita lakukan? Ya jelas, karenatentu akan sulit bagi kita untuk merampungkan semuanya dengan pikiran dan tenaga kita sendiri. Ini gak maksud menunjukkan saya orang yang hobby syuro’ ya.. xixiix :D

Tentang masing-masing..
Meski langkah kita terkadang masing-masing..
Tapi tujuan kita satu. Allah Azza wa Jallah.
Berbeda frame dan cara berpikir kita yang cendrung masing-masing. Tidak lantas membuat kita membuat sekat-sekat dengan yang lainnya. Dalam jam’ah ini.. tentu terdiri dari banyak orang. Dan banyaknya orang berarti banyak juga pikiran-pikirannya.

Tentang masing-masing..
Yah gara2 kata-kata ini, jadi terinpirasi buat puisi. Melankolis lagi dech. Ayo salah siapa coba??? Tanggung jawab kamu ya beb, yang ngasih inspirasi.. xixiix


Kita ditempa masing-masing..
Dengan cara masing-masing..

tapi di sini,
kita menyisihkan masing-masing
menjadi pribadi ”asing”
yang tidak masing-masing

saat fajar menyingsing..
kita berjalan masing-masing
tapi langkah kita
tak akan masing-masing

saat hati diasing
kau datang dengan satu cahaya
berikan segurat hal penting
kita tak bisa masing-masing

saat lemah mengasing
kau bawakan tamparan mesra
menyambutku dengan tiba-tiba
rebahkan lelah-lelah kita

ukhuwah yang jingga
rindu yang nila
tangis yang putih
namun tetap saja
kita di sini bersama
di langit biru ”kita”
merentas mimpi
disejumput awan yang tak kosong

aku, kau, kalian..
mengasing
terasing
tidak untuk masing-masing
tapi SATU
LILLAH, FILLAH

ADK pun jauh dari kata sempurna II


Bismillahirahmanirahim..

Sesambilan menyelesaikan PR dari Pembimbing kedua saya (eleeh, sok-sokan. Padahal banyakan lirik kanan kirinya). :p
Baiklah.. saatnya melajutkan bahasan tentang ADK pun jauh dari kata sempurna. Kalo bahasan kemarin agak menjelimet dan jadinya malah bahan curcol saya tentang “sesuatu”, kali ini kita bahas ini dengan bahasa yang agak serius.
Sebelum lanjut, kita samakan nada dulu tentang. APA ITU ADK?
ADK (AKTIVIS DAKWAH KAMPUS): ADK adalah kader dakwah dan tarbiyah yang memiliki peran dalam Dakwah Kampus. Peran yang dilakukan bisa berupa sebagai pengurus lembaga dakwah kampus, murobbi kampus, dan sebagainya. Peran ADK ini bisa dijalankan oleh kader dakwah yang bertitel mahasiswa, atau dosen, atau kader dakwah lainnya yang bersinggungan dengan Dakwah Kampus. Mereka harus dapat bergerak bersama-sama dalam koridor strategi dakwah kampus yang bersangkuta. (copas)
Tujuan Dakwah Kampus
Tujuan utama dari Dakwah kampus adalah adanya suplai alumni yang berafiliasi kepada Islam, dan optimalisasi peran kampus dalam upaya mentransformasi masyarakat menuju masyarakat Islami. Derivasi dari hal ini maka peran tarbiyah kampus yang berkesinambungan – untuk menghasilkan alumni-alumni yang berafiliasi kepada Islam – menjadi sangat penting. Derivasi lainnya, lembaga dakwah kampus perlu secara bertahap menjadi lembaga dakwah kampus yang matang, agar dapat memainkan perannya di perguruan tinggi yang bersangkutan untuk dapat mengusung perubahan. Mengenai tahapan dakwah kampus ini perlu kajian tersendiri.
Sasaran Dakwah Kampus
Untuk mencapai tujuan di atas, ada beberapa sasaran antara yang harus dicapai terlebih dahulu. Sasaran tersebut antara lain:
1. Terbentuknya bi’ah (lingkungan) yang kondusif bagi kehidupan Islami di kampus, baik dalam sisi moral, intelektual, maupun tanggungjawab sosial. Kita tahu bahwa kampus adalah lingkungan yang heterogen. Ketika berinteraksi di dalamnya, maka butuh kekuatan untuk menjaga idealisme dengan tetap memperhatikan realitas. Hal ini berarti dakwah kampus memerlukan sebuah lingkungan kecil yang senantiasa dapat terus men-charge ruhiyah para ADK di tengah-tengah aktivitasnya di kampus. Sarana untuk itu adalah tarbiyah yang berkesinambungan untuk para ADK dan yang didakwahkannya.
2. Terbentuknya opini ketinggian Islam di kalangan kampus. Oleh karena itu syiar dalam mengkampanyekan kemuliaan Islam harus terus dilakukan secara rutin. Sarana-sarana syiar untuk ini cukup banyak, misalnya majalah, perpustakaan, peringatan hari besar Islam, tabligh akbar, dan sebagainya. Barangkali bisa kita diskusikan mengenai hal ini dalam kajian tersendiri.
3. Terbentuknya kesinambungan barisan pendukung dakwah. Untuk itu, tarbiyah yang berkesinambungan di setiap angkatan mahasiswa harus dipastikan berjalan. Ini membutuhkan sebuah lajnah yang dapat mengawasi itu dalam jangka panjang.
4. Terbentuknya hubungan timbal balik yang sinergis antara dakwah ammah dengan pengkaderan. Artinya, semua rekrutmen-rekrutmen dakwah diupayakan dapat dilanjutkan dengan proses dakwah secara khusus terhadap orang-orang yang direkrut tersebut.
Kalo bicara tentang Dakwah Kampus yang dalam hal ini diperankan oleh para ADK, maka bahasannya terlalu runut dan panjang.. bejibuun. Jadi kita langsung fokus ke tujuan membahas ketidaksempurnaan sosok ADK itu.

Pertama kita lihat dari sisi kemanusiaannya: seperti yang saya jelaskan sebelumnya. ADK terdiri dari manusia-manusia yang jauh dari kata sempurna. Itu saklak. Karena jama’ah kita sendiripun bukan jam’ahnya para malaikat. Cuma manusia biasa.. sangat biasa. Hanya bedanya mungkin, kita lebih dulu diberikan Hidayah oleh Allah untuk mengecap perjalanan berliku di jalan dakwah itu sendiri.
Kalo dikaitkan dengan bahasan sebelumnya, sebenarnya hubungannya dengan ketidaksempurnaan tadi apa ya? Kalo ada yang conect, sebenarnya bisa langsung menangkap arah dan tujuannya kemana. ADK juga manusia, yang punya hati dan fitrah sebagai manusia biasa. Berattt nih kalo urusannya sama hati. Emang gak mudah jaga hati. Jaga rasa-rasa yang seliweran gak jelas secara tiba-tiba. Dan ini pun terjadi pada seorang, dua orang, berorang2 (gak enak bgt bhsanya ya) yang menyandang status sebagai ADK. Bukan apa-apa, sebenarnya itulah kenapa Allah sudah mewanti-wanti kita-kita untuk ”Ghadzul Bashar” alias jaga pandangan dari awal2.
Firman Allah :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman[1], “Hendaklah mereka menundukkan pandanganya, dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS : An Nuur [24] : 30).
Ini ni salah satu taushiyah singkat saya ketika itu. Klo inget ini, inget kata-kata seorang temen ”jaga pandangan? Yang penting hati lah ta..” wah wah. Ini sulit berlaku bagi saya.. selagi bisa menunduk dan menjaga pandangan kenapa tidak. Walaupun pernah disindir kakak tingkat yang notabanenya ADK juga ”ngapoi dek, nyari koin receh yo?” saya jawab mantap dalam hati ”idak kak, nyari syurga”. Selagi bisa dijaga, kenapa tidak. Toh Allah juga memerintahkannya dalam ayat di atas, walaupun kayak kata temen saya ”yang penting hati”.. ya kadang sesuatu yang tertinggal di hati kan berawal dari pandangan juga. He..
Jadi sudah ketemu kan titik simpulnya, apa hubungan bahasan saya yang pertama tentang ketidaksempurnaan seorang ADK??
Lanjut...
Kedua, mirip sama yang pertama. seorang ADKpun sudah fitrahnya jatuh cinta. Tidak terlepas ia seorang yang sudah tertarbiyah bertahun2 atau baru satu pekan. Kata Boss saya, tarbiyah pun tidak menjamin seseorang menjadi lebih baik. Kalo!. Apa yang didapatkannya dari sana NOL aplikasinya. Tarbiyah bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dari tarbiyah. Kalo Boss saya pernah membalikkan kata-kata itu menjadi :Segala-galanya berawal dari tarbiyah, tapi tarbiyah bukanlah segala-galanya. Bukan berarti bermaksud tarbiyah itu gak penting lohh. Ini semua ya tergantung aplikasi kita dari hasil yang kita dapat setiap pekannya. J
Karena toh faktanya, berita yang buat saya #jegeer kemaren juga terjadi pada ... yang termasuk sudah lama tarbiyah. Wuallahualam untuk sehat atau tidaknya. Itu di luar pengetahuan saya.

Ketiga, untuk kali ini tidak usah dikaitkan dengan bahasan kemarinlah ya. Saya rasa sudah cukup jelas dengan pemaparan di atas. Takutnya meluber sesuatu yang tidak perlu diungkapkan. Kita bahas yang lebih mengarah ke kegiatan ADKnya aja lah. Yang pernah ikut daurah, baik itu daurah marhalah (komsat) atopun Daurah dari kampus, pasti pernah dapet wajibat surat Ash Shaf esspecially ayat 2:
”Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?”
Kesindir ga ya? Ketika kita berkoar kemana2. tapi ternyata apa yang kita koar2kan itu tidak sama sekali kita lakukan!!. Beda jauh bukan sama dakwahnya ala rasul dulu. Kalo rasul dulu lebih banyak prakteknya. Sehingga apa yang disampaikan gak OMDO!!. Nah tapi terkadang inilah realita yang sering terjadi di TKP. Tanpa sadar seorang Da’i menjilat apa yang sudah dikatakannya. Astagfirullah.. semoga kita tidak tergolong orang munafik ya.. Baca lagi buku Tazkiyatun Nafsnya Said Hawa lah..
Jadi bagusnya, kita sebagai ADK itu kayak kata Aa’ Gym ”Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil, dan mulailah sekarang”.

KeEmpat, lagi-lagi saya mengutip kata-kata seorang sesepuh dakwah kampus di fakultas dulu. Katanya ”Kita bisa disebut ADK, kalo kita sudah melalui dakwah Pasca Kampus, tetapi kita masih bisa istiqamah di jalan dakwah ini”. Katanya sih dia juga nyolong tu kata-kata dari seorang ustadz, tapi saya lupa siapa. Hee

Kesimpulannya:
* ADK juga Manusia (red: ikhwan,akhwat, anak Mushalah, de el el)
Kalo mau nyindir, jangan bawa2 statusnya. Tapi lebih ke pribadinya. Misal seorang yang berjilbab melakukan kesalahan. Terus ada yang nyeletuk ”padahal pake jilbab, koq...”.
Kalo gitu sebenarnya kita udah nyindir agama kita. Kan jilbab itu perintah agama. Padahal, Islam itu gak salah. Yang salah ya pemeluk Islamnya. Yang kurang pahim.

* Jadi ADK yang gak Cuma Pinter omong, tapi juga lebih dahulu dan lebih banyak aplikasi amalnya. ”Diam itu Emas..” J

* ADK yang sebenarnya itu, saat di Pasca Kampus dia masih Istiqamah di jalan ini.


Jadi sebenanrnya sudah pantes belum ya kita disebut sebagai ADK (red:ikhwan, akhwat, Anak Mushalah, de el el) ????
Pantes gak pantes, sempurna gak sempurna. Gelar or Status sosial itu sudah melekat dalam diri kita. Dan semoga bisa tertanam dan mengakar kuat dalam jiwa kita. Bukan sekedar ”Status”!. Tapi bukan berarti, lantas kita melakukan amalan-amalan kita karena Status tadi. Tetap.. back to Niat.. SATU. Allah aza wa Jallah.

Wuallahualam..

*Matikan Laptop, Istirahatkan diri. #cekklek.. (--”)

Rabu, 22 Februari 2012

PERADABAN YANG HILANG

Sedikit tertegun ketika mendengar cerita guru ngaji saya kecil, dulu. Walau mungkin sudah banyak dari teman2 yang pernah n bahkan sering mendengar masalah ini.
Tapi, Cuma ingin share lagi. Siapa tahu ada yang belum tahu sama sekali.

PERADABAN YANG HILANG- judulnya saja sampai di ketik segitu besarnya, maunya teman2 pembaca jadi lebih berpikir, apa, siapa, bagaimana, dll??
Ok, next disadur dari artikel di bawah ini kita baca Sesuatu’ yang menjanggal *hikmah perang salib*.
Netsains.com - Adalah satu realita pahit yang harus kita telan bahwa penguasa ilmu dan peradaban pada saat ini adalah Barat, sedangkan umat Islam pada saat ini hanya menjadi peran pembantu. Seperti yang kita tahu, awal mula berkuasanya Barat adalah saat bangkitnya mereka dari the Dark Ages menuju Renaissance yang berawal dari Italia dan menyebar ke seluruh Eropa.
Menurut Drs.Burhanuddin Salam, M.M, dalam bukunya Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi halaman 150, periode Renaissace ini dimulai sejak abad ke-12, ketika Gerrard Van Cremona menyalin kembali filsafat Yunani dari umat Islam atau hasil kebudayaan Islam, seperti Canon of Medicine di bidang kedokteran hasil karya Ibnu Sina atau yang di Barat lebih dikenal dengan Avicenna. Pekerjaan penerjemahan ini terus berlangsung terus pada abad 13 dan abad 14. Sejak itu ratusan bahkan ribuan buku umat Islam pun diterjemahkan lalu dipelajari oleh para mahasiswa Barat hingga Renaissance pun muncul.
Sayangnya, Barat telah bersikap tidak jujur kepada diri sendiri tentang sumber-sumber peradaban modern dari dunia modern yang dibangunnya. Barat hanya mengakui agama Kristen, warisan Yunani-Romawi, dan kebudayaan tradisionalnya saja. Barat tidak mengakui peradaban Islam sebagai salah satu sumber pemicu kebangkitannya. Ada missing link di antara masa Yunani-Romawi dan Renaissance.
Ada sejarah yang hilang. Memang, pada saat itu Barat tengah memasuki masa yang kita sebut the Dark Ages di mana Barat memasuki masa keterbelakangan yang amat parah. Namun, masa keterbelakangan itu adalah satu petunjuk samar bahwa di belahan dunia lain tentu ada peradaban yang telah berhasil merebut dominasi Yunani-Romawi. Peradaban itu adalah peradaban Islam.
Salah satu sebab mengapa karya-karya umat muslim bisa diterjemahkan oleh orang Barat, itu karena kedua peradaban itu saling berinteraksi. Dan salah satu momen emas untuk kedua peradaban itu saling berinteraksi adalah Perang Salib. Para sejarawan telah mengakui dengan gamblang bahwa Perang Salib telah membuka mata bangsa Barat akan ilmu pengetahuan dan peradaban yang lebih tinggi.
Sayangnya, pembahasan mengenai bagaimana proses transfer ilmu dan peradaban dari umat Islam menuju Barat sangat minim. Di artikel ini, penulis akan berusaha menyajikan secara singkat bagaimana proses itu terjadi.
Interaksi Kaum Muslin dan Kaum Frank di Bidang Ilmu
Sumber-sumber Islam menuturkan bahwa para pemimpin tentara Salib berusaha keras belajar bahasa Arab. Richard the Lion Heart sendiri mempelajari bahasa Arab (Hillenbrand, 2007: 411). Selain itu, ketika dipenjara, Raymond dari Tripoli pun berusaha keras belajar bahasa Arab.
Tampaknya tujuan awal mereka adalah untuk mempertahankan hidup mereka di negeri kaum Muslim. Yang ironis, mayoritas kaum Muslim enggan belajar bahasa kaum Frank yang notabene terdiri dari beberapa bahasa Eropa seperti bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman (Hillenbrand, 2007: 409). Sikap ini juga terlihat dari sikap para sejarawan Muslim pada masa itu yang tidak menganggap belajar bahasa kaum Frank adalah hal yang penting. Tampaknya sikap itu muncul karena kaum Muslim merasa bahwa tingkat pendidikan dan peradabannya lebih hebat dibanding kaum Frank.
Seorang tentara Salib pernah menawarkan kepada Usamah agar putranya belajar seni militer di Eropa. Namun, Usamah menolak. Dia malah berkata bahwa seorang yang benar-benar terpelajar tidak akan menyesal menolak tawaran belajar ke Eropa itu.
Dalam bidang kedokteran, jelas kaum Muslim jauh lebih unggul. Para dokter Muslim ahli dalam mendiagnosis luka, menyembuhkan penyakit, bedah-membedah, menjahit luka, membalut luka, makanan, transfusi darah, dan lain-lain. Sementara itu, tingkat keahlian dokter kaum Frank jauh tertinggal.
Masih ada beberapa kisah lain yang membuktikan bahwa peradaban medis Islam sudah cukup maju di zaman itu. Apa saja? Bersambung ke bagian kedua tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hillenbrand, Carole. Perang Salib; Sudut Pandang Islam. Jakarta: Serambi, 2007.
Salam, Burhanuddin. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga; Panduan Menuntut Ilmu. Bogor: Pustaka At-Taqwa, 2007.
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press, 2004.

Sudah baca artikel di atas dengan cermat bukan, nah miris sekali kalo kita reka ulang. Bagimana piciknya mereka melenyapkan *peradaban* yang Luar biasa dari sejarah Islam.
Sebenarnya saya mau buka2an sedikit ni tentang mereka. Cuma karena waktunya kurang Klop. Nanti dibahas lagi ya.
Hadeehhh.. kenapa jadi hobbi menCut sesuatu ya saya ini. Alasannya.. karena sudah lewat jam malam. Nanti kurang ahsan dan takutnya zhalim ke diri saya.. ciiaatttt.. sabar menanti next Sesion ya.
EdisiI *mendalami Peran*

ADK pun jauh dari kata sempurna

 Setelah semalam sempat secara tidak sengaja menemukan artikel yang ”nyindir” diri sendiri. Lalu tadi pagi dikampus, dapat berita yang buat #jegeerrrr ni pikiran lagi. Apa ya, ya tentang ketidaksempurnaan seornag manusia. Sebenarnya gak terllau penting bahas hal2 seperti ini lagi. Tapi sungguh, saking buat #jeggeernya ni kabar, buat saya benar2 ngerasa sedang ditegur dan ditunjukkan oleh Allah sesuatu. Jwaban dari doa-doa saya, may be.. ya terkait tentang soosk istimewa itu.
Jeng jeng… Jodoh!
Hmm.. makhluk istimewa itu, kapanlah datangnya. Ia akhir2 ini sering buat resah saya. Whateverlah apa alasannya. Apa kerana saya termasuk orang-orang yang merasa siap? (tapi kayaknya belon 100%), atau karena lingkungan saya yang akhir2 ini buat #glek.
Hufft entahlah. Cuma semakin sering saya berdoa agar ia dekat dan semakin lekat dalam mimpi2 saya. Allah semakin menunjukkan sesuatu, menampakkan hal2 yang selama ini tak pernah saya ketahui.
Sebenanrnya gak mau bawa2 status (hahhh??apa Cuma status sosial ya?), atau mungkin julukanlah ya. Julukan yang beberapa dekade ini melekat pada diri saya dan lingkungan disekitar saya. Ya julukan yang sering mencermiinkan sebuah arti yang ”lebih”. Ikhwan.. akhwat..
Jelaslah, sebennarnya julukan ini bukan lantas menjadikan sesornag jadi makhluk sempurna yang gak punya salah sama sekali. Atau noname dalam hal yang terbilang maksiat. Tidak melepas kemungkinan, bisa jadi mereka( termasuk saya ini). Yang orang2 panggil dengan julukan tadi (red: ikhwan akhwat), justru sangat rentan terjerat dengan yang namanya ”munafik”. Wuallahualam lah ya, semua toh tergantung pribadinya.
Di sini, dikancah perdakwahan. Emang gak ada sama sekali yang sempurna. Tapi sungguh, sebagian orang ni ya.  Menilai ”kita2” ini. Yang disebut ikhwan akhwat ini hampir pada titik kesempurnaan. Gak pernah lalai, apalagi klo denger ”istilah2 langit” yang mereka sebut ya. Rasanya.. mereka ini (trmsuk saya).. gimana gituu dipandangan orang2 yang belum paham.
Namun sesungguhnya sob, mau dia dipanggil ikhwan akhwat cewek cowok gak bisa dijadikan parameter kesempurnaan itu. Toh manusia gak ada yang seSempurna Pencitanya.

Balik2 ke cerita yang pagi tadi buat saya jegerr ni ya. Sebenarnya hal2 kayak begini sudad berulang kali saya dengar, entah karena apa dan mengana harus saya yang mendengar, Cuma saya sedikit miris aja dengernya. Cuma inget2 lagi salah satu nasehat dari kakak tingkat saya. Klo saya terkadang terllau cepat menjudge sesuatu. Padahal sebenanrnya gak juga looh. Cuma kebetulan aja kali ya. Entahlah..

Dan akhirnya, dari cerita yang buat saya #jegeeer tadi pagi. Cuma satu hal yang saya simpulkan. Bahwa sungguh, tiada cinta yang indah dan halal selain cinta setelah akad. However jalan dariNya nanti. Yang jelas berulang kali, benenr2 berulang kali Allah menunjukkan realita tentang hal ini kepada saya. Mungkin karena doa-doa saya yang akhir2 ini menjurus ke sana kali ya. Dan satu lagi ini, jangan menilai sesuatu dari tampakan luarnya. Seornag yang terlihat alim.. belum tentu toh 100% gak penah khilaf. Dan seseorang yang terlihat urak2an, bisa jadi..jauh jauh..lebih baik dari tampilannya.
Kayaknya lebih baik, dapet yang mantan preman jadi ustadz aja kali ya.. xixiix.. loh loh.. #modus banget ini ya. Kenapa jadi bedoa lagi ini. Hehee.. takpelah..
Makin banyak berdoa kan Allah semakin suka ya. Tapi gimana ini klo do’anya menjurus kesana terus..hahha.. dasar..dasar..
Ya udah nanti cerita tentang ini dilanjutkan dengan forum yang agak formal sajalah ya.. eh, maksudnya dalam bahasan yang lebih formal. Hihihi..
Ohya maafkanlah ya, cerita #jeggeerr ya tidak dibuat blak2an. Habisnya nnati Keceplosan kesebut tu nama.. ahaaai...

Jumat, 17 Februari 2012

Teduh...

Teduh,, ketika Kalbu menyentuh kalbu
Ingin ku segerakan langkahku,
Agar tak menatap teduh..
Namun apalah arti.
Aku terlanjur jatuh dalam teduh

Aku hanyalah pengagum yang bersembunyi di kala terik,
Lalu bersembunyi lagi di kala teduh
Aku terlalu menikmati teduhnya
Membiarkan nafasku bersatu dalam atmosfernya

Kau tau cinta,
Bahkan aku lupa padamu karena teduh itu
Lihatlah gemintang yang terang di langit tinggi
Ia teduh bukan

Atau embun yang bening di pagi hari..
Tentu teduh bukan

Lalu bagaimana pula caranya,
Aku mampu membuatnya sirna dari pikirku
Teduh..

Sungguh teduh sekali..

Selasa, 14 Februari 2012

Buat para Pejuang BWPI 10-11

 

indahnya ukhuwah, ku reguk dalam secangkir kebersamaan. Meski terkadang harus berakhir dengan perpisahan. tapi ia akn tetap jadi kenangan mendalam.. #missu all

Senin, 13 Februari 2012

Puisi from Deary Abu-Abu

@ndai kau tahu
Nama mu seperti kupu-kupu
Yang terbang mengarungi Qalbu
Yang takut jatuh Cinta
tapi, *** hanya manusia biasa..



_Abu**19_


Sabtu, 11 Februari 2012

ADKP (Aktivis Dakwah Kampus Pengangguran)



Ketika mereka bilang, mana ada istilah ”nganggur” dalam dakwah ini..
Ketika mereka bilang, mana ada kita waktu, Cuma buat sekedar terpikir ”nganggur, waktu luang..”
Tapi.. coba kita tengok lebih ke dalam. Ada apanya, apa adanya. Dakwah kampus ini..
Ketika kita bilang, kita kekurangan Kader.. namun faktanya. Entahlah?? Kitakah, kitakah yang disindir2 oleh Rasulullah...
Diriwayatkan  dari Tqausan r.a Rasulullah SAW bersabda: “akan terjadi, bersatunya bangsa-bangsa didunia menyerbu kalian seperti sekelompok orang menyerbu makanan”. Salah seorang sahabat bertanya: “apakah karena jumlah kami dimasa itu sedikit”. Rasulullah menjawab : “jumlah kalian banyak tapi seperti buih dilautan. Allah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian dan Allah menanamkan penyakit ‘wahan’ dalam hati kalian.” Lalu ada yang bertanya lagi :“apakah penyakit ‘wahan’ itu ya rasulullah?” Beliau bersabda : “ Cinta kepada dunia dan takut mati!”. (Silsilah hadist shahih no.958). ”

Benarkah, benarkah itu kita Sahabat... ada apa?? Apa ada....?? Niat yang Salah? Tujuan Yang Bergeser..?? atau Apa?? Ada apa?

Dalam suatu daurah yang pernah saya ikuti. Saya berkenalan dengan seorang akhwat daerah tetangga, perkenalan singkat. Lalu tiba2 saja menjurus kepertanyaan sederhana, ”aktif dimana ukh?” ”LDF ukh” jawabnya. ”tapi...” ”tapi apa ukh??” tanya ku. ”sebenarnya kurang terlalu aktif ukh..” ”koq bisa” tanya ku terheran. ”iya, soalnya yang aktif ya mereka2 aja. Kadang merasa ane banyakan ”nganggur”nya ukh. Merasa kurang diberdayakan” ”oohhh” gumamku. Lama, melintasi benak. Ketika itu aku ingat, daurah yang ku ikuti tak sembarang orang mendapat undangan. Tidak seperti daurah sebelumnya. Akhwat tadi berarti termasuk orang yang ”hak” nya sudah pada kapabilitas yang tinggi, sehingga dia juga termasuk dalam peserta daurah ini. Tapi, kenapa kenapa dia bisa berkata ”nganggur, kurang diberdayakan..”. apakah karena jumlah kadernya sudah melampaui batas. Apa dengan jumlah yang ”sok banyak” ini. Terkadang membuat kita lupa dengan sahabat2, saudara2 seperjuangan kita. Apakah dengan jumlah kader yang ”sok banyak” tadi. Bisa membuat kita, menepiskan saudara2 kita yang lainnya. Yang sebenanrnya punya kapabilitas yang bagus. Mungkin.

Terkadang, saking sibuknya kita nyatanya membuat kita Lupa. Ada saudara kita yang ”mau” membantu, sekedar membagikan pundak kuatnya untuk kita. Mau berbagi dan mengukir indahnya kata”amal Jama’i” itu. Namun nyatanya, yang terjadi adalah.. kita kebanyakan pake perasaan. Perasaan takut2 kalau nantinya ia menolak ajakan kita, perasaan yang menimbulkan Zhon2 (prasangka) yang justru makin hari, makin membuat ia menjauh.

Terkadang, saudaramu itu ingin membantumu.. hanya saja, kadang melihat mu seliweran kesana kemari tanpa sempat menyapanya, membuat dia bingung dan bertanya dalam hati kecilnya ”apa yang bisa ku bantu..”.
Terkadang, saudaramu memang terlalu segan memulainya. Karena ia lebih dibuat bingung karena mondar-mandirnya kamu. Sehingga membuatnya bingung harus berbuat apa. Kadang ada juga yang berdalih, ditepis dengan kata ”masak harus disuruh, fastabiqul khairat donk”. Tapi terkadang posisinya tak semudah itu.
Ketika ia bertanya secara terang2an padamu ”apa yang bisa ku bantu..?” kau malah menjawab ”semua sudah beres”.

Ya inilah yang terkadang secara tidak langsung terjadi. Salah satu penyebab adanya istilah ”Nganggur” it sebenanrnya karena kita sendiri. Kita yang kurang berbagi ”amal” kepada saudara2 kita.
Entahlah, hanya saja.. ini sampe sekarang masih sering terjadi. Amal2 yang sebenanrnya lebih produktif ketika ditanggung bersama. Malah terkesan membuat kita capek dengan mengerjakannya sendirian.

Jikalau kita banyak, kita memang banyak. Tapi tak jauh layaknya buiih..
Jikalau kita banyak, kita memang banyak. Tapi seberapa banyak kah kader2 yang ”Ngagur” akibat kurangnya berbagi amal tadi.
Jikalau kita banyak, coba kita hitung2 lagi. Berapa persentase ADKPnya dibanding ADKproduktiv nya??.

Duhai Allah..
Jagalah ketulusan Niat di hati-hati kami
Hingga berkah amanah
Hingga berkah setiap petuah
Hingga kami benar2 berjumpa denganMu
Karena hasil keras perjuangan kami

Biarkan kami mealngkah bersama..
Menuju surgaMu
Memagut indahnya pertemuan denganMU

Di jalan dakwah ini
Bersama melangkah..


Senin, 06 Februari 2012

MELANKOLIS VS REALISTIS: apa hubungannya??


Setelah sekian lama tak menulis…
Setelah sekian lama teradaptis dengan kata2 yang terlalu melankolis.
Saatnya menulis, dengan klue yang saya beri yaitu ”S”.
Saatnya, menulis untuk sebuah Maha karya yang akan terabadikan oleh mata2 elang.
Ya mata2 elangnya bapak ibu pembimbing saya. Saya dengan sorot mata kecil saat menghadapi mereka, terkadang hanya mampu berucap ”ya pak/bu, akan saya perbaiki” eeeleeehh.. walau sebelum itu sudah mencoba ”membantah” dan bertahan dengan argument saya. Tapi tetap saja, mereka bilang ”terserah anda, asal anda siap mempertahankannya nanti”. Heuu.. keluh lagi, resah lagi. Berulang kali kata2nya yang mesti saya serap. Membuat saya bisa kesulitan tidur berjam2, belum lagi tentang spekulasi dari kanan kiri. Yang bilang ”judul apa iini”. #ajibb.. jawab saya dalam hati. Ini memang judul terbaru dan ”berbeda”.. Hmm.. kembali ke topik. Tentang kata2 melankolis Vs Realistis, emang apa bedanya ya? Ya jelas bedaalah. Terus kenapa mau dibedain. Suka2 saya lahh... ehh, piye tooh..
Ok, ginilah ya. Saya kan tipikal yang rada suka menulis sesuatu yang berbau ”melankolis” terhitung sejak SMP. Mau beralih fungsi lapak ke tulisan yang mengarah pada hal yang >>> ”realistis”. Contohnya?? Karya tulis ilmiah, artikel, jurnal, dll. Tanya kenapa?? Awalnya Cuma ingin coba2.. eh, malah berakhir dengan pancaroba. Glek.. asyikklah. Sebenarnya, ini gara2 kejadian ”sindiran” salah satu teman, yang bilang kalo saya Cuma bisa menulis hal2 yang bersifat ”melankolis” (red: puitis). Jadi sindiran itu malah saya jadikan motivasi yang terpendam buat diri saya. ”Wawww..”super sekali ya temen saya itu. Bisa membuat dirinya dan kata2nya jadi motivasi. Ya, patut diacungi satu jemol aja lah ye.. kwkwkk.. dan akhirnya buralang kali aku mencoba.. untuk menulis dan menulis sebuah karya yang ”realistis”. Tidak penuh dengan konotasi2, tidak penuh dengan bualan2 lembut yang menghanyutkan.. #asekkk ya. Jadi ini ni, karya awal saya, ikut ajang PKM. Walaupun dulu2nya GAGAL dan berlanjut dengan Ketidakjelasan ketika mau ikut ke lomba berikutnya, tapi ya ”sudahlah..” ya sudahlah, bukan berrati menyerah looh. Itu tu ungkapan syukur dan tekad ”aku akan mencoba di lain waktu”.
Jadi.. jreng jreng... intinya, menulis appaun kita. Harus, kudu, mesti dibarengi dengan niat ”semoga tulisan itu bermanfaat”. Bukan Cuma untuk mengejar popularitas, kemenangan, atau apalah. Soalnya ni, pernah kejadian.. karena niat saya yang melenceng beberapa derajat. Jadi karya saya itu saya sendiri aja menilainya ”NOL”, apalagi oarang lain ya..

Dan kini, di detik2 terakhir di dunia perkampusan ini. Saya berharap masih punya waktu buat berkarya. Walau Cuma satu dua. Lumayanlah untuk mengasah jari2 ini menjadi jari yang tajam dalam mengukir kata. Dan Maha karya terakhir untuk Strata satu ini, yaitu si ”S” yang kadang buat galau. Sekarang aja sedang masa #penantian bisa melanjutkannya dititik semangat yang hampir *kritis. Ciiee.. mulai mulai melankolisnya nongol. Bagaimanapun hasil akhirnya nanti, saya Cuma berharap si ”S” yang saya buat ini benar2 bermanfaat dunia wal akhirat. Pokoke, niatkan semuanya karena Allah. Yang terpenting, kita harus menjalani semua prosesnya dengan sungguh2, mengurangi keluh, apalagi untuk runtuh. Untuk hasil.. kembalikan pada Maha pembuat Rencana.. kalo kata mam saya " Selama papun Allah "menundanya", namun jika Dia berkehendak itu terjadi lebih cepat. mka ia akan terjadi lebih cepat di luar dugaan. Akan tetapi, sekeras apapun adek berusaha lari dan mengejarnya. klo memang Allah tidak berkehendak itu terjadi, maka bisa jadi ia tertunda lebih lama. intinya sabar, jangan mengeluh"..

Siiip dech buat mama tersayang.. semoga semangat ini bisa makin melesat hebat. Dan aku akan katakan ”akulah sang juara”. Karena pemenang yang sesungguhnya itu, yang mmapu mengalahkan hawa nafsunya. Okok.. cukup sekian. Klopun antara judul dan isi kurang #klop itu pertanda mereka belum jodoh *loohhh. Buka ding, itu pertnda yang nulis lagi sibuk nyari referensi TAnya, atau nyari obat kegalaunnya, atau nyari nyari si dia... ciee..
Dah dah dah... cukup sekian dan terimakasih..

[*_____*]

Ttd: si penikmat jingga

Air, Embun, Bintang, Langit, Pelangi

Menghargai hidup, itu artinya menghargai apa2 yang Allah berikan kepada kita. Kesusahan, kesenangan..
adalah bagian agar hidup menjadi lebih hidup.
seperti air yang bermanfaat..
seperti embun yang bening menggeliat
seperti bintang yang rela menunggu jutaan tahun untuk memancaarkan sinaarnya..
seperti langit yang biru berkisah..
seperti pelangi yang tak sempurna bulatnya..

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!

Jangan sekedar diLihat, tapi juga di baca yo..!
Semoga bermanfaat.

Label

Powered By Blogger